Senin, 15 Agustus 2016

Sore itu...

"Kei tunggu disini yaa, aku masuk kedalam dulu. Kamu mau pesan apa?"

"Aku air putih aja Syam"

"Okee kalau gitu, jagain sepedanya yaa Kei"

Sore itu kami mampir di Indoapril setelah bersepeda di sekitar Ruko dekat rumahnya.
Aku melihatnya dari luar minimarket itu. Dia membeli dua botol air putih.
Merogoh kantongnya, terlihat bingung, dan menoleh padaku sambil memberi isyarat, "Sepertinya uangku ketinggalan Kei" begitu gerakan mulutnya.

Aku melihatnya sudah membalikkan badan mengembalikan minuman tersebut hingga beberapa saat kemudian dia kembali menuju kasir dengan wajah sumringah.

Tiba tiba ada seorang lelaki paruh baya sedang memegang rokok, meminta uang padaku.

"Aku tidak punya uang pak, maaf yaa pak"

Namun seperti tidak perduli dengan omonganku, lelaki itu tetap membuka tangannya, meminta.

Aku lalu menatap Syam.
Mulutnya bergerak bertanya "Siapa?"

"Nggak tau Syam" sambil memasang wajah paling santai sedunia agar hati Syam tidak khawatir.

"Tunggu sebentar yaa Kei. Aku bayar dulu"

Syam berkata padaku begitu. Kepala Syam tidak lepas dari memandangiku dari dalam. Aku membalas pandangan itu dengan wajah tenang. Hingga akhirnya Syam keluar dan memberi uang kepada lelaki itu.

"Ini minuman untukmu Kei"

"Makasih banyak yaa Syam"

Syam tersenyum.

Sore itu, di langit yang tertutup awan. Syam melakukan hal luar biasa lainnya.
Dia sungguh tidak perlu membelikan aku apapun itu. Tapi lihatlah..  tatapan khawatirnya sore itu sudah cukup membuktikan bahwa dia begitu mencintaiku.

Dan lagi-lagi aku tulis ini untukmu, Syam.
Terimakasih karena menjadi sosok yang begitu indah dimataku.
Keindahan yang saat ini hanya aku yang mampu melihatnya.
Tetapi suatu hari nanti, pancaran dari dirimu akan membuat yang lain percaya, bahwa aku tidak salah mencintaimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar