Senin, 27 Desember 2010

TAK SEINDAH KISAH CINDERELLA

dakwatuna.com – Waktu terus berlalu, tanpa terasa telah lama kutinggalkan masa remaja yang penuh suka cita dan sedikit duka. Di kala duduk di bangku SMA, saya dan teman-teman sesama wanita sering berkhayal akan masa depan yang kami impikan.

Kebanyakan dari kami ingin kuliah dan tentu saja menikah, menurut kami usia 20 – 23 tahun merupakan usia paling ideal untuk menikah. Sosok suami impian kami tentunya seorang pria yang tergambarkan sangat sempurna dalam khayalan, jika ditarik ‘benang merah’ dari sosok impian kami yaitu dengan kriteria sebagai berikut : tampan, baik hati, sabar, setia, jujur, mapan dan bertanggung jawab.

Itu baru kriteria pria idaman, belum lagi khayalan kami tentang bagaimana kami ingin dilamar, seindah apa pesta pernikahan kami dan tentu saja tentang Happy ending Love Story.

Saya yakin remaja-remaja masa kini pun punya khayalan tak jauh berbeda dengan khayalanku & teman-teman tentang ‘pernikahan sempurna’, dulu kami terbius dengan dongeng-dongeng tentang putri raja yang akhirnya bertemu pangeran tampan, dongeng yang paling melekat sampai zaman sekarang ya Cinderella story, di zaman sekarang faktor yang mengkontaminasi pikiran kaum muda lebih berat lagi karena terlalu banyak sinetron serta film-film korea yang menggambarkan bahwa ‘Bahagia itu’ jika Anda punya pacar tampan, kaya, pintar & terkenal.

Jadi jangan heran bila remaja yang tak cantik & tak tampan biasa di vonis memiliki nasib ’tak bahagia’ karena mereka sudah jelas-jelas bukan pangeran dan bukan pula Cinderella.

Tak bisa dipungkiri bahwa pola pikir seperti ini dipengaruhi oleh media cetak dan elektronik yang biasa kita konsumsi, di mana kebahagiaan diukur oleh ada tidaknya cinta dari makhlukNya, Anda sudah bahagia bila kisah cinta Anda seindah kisah Cinderella.

Satu persatu teman-teman menemukan pangerannya masing-masing, jatuh bangun dan tertatih-tatih untuk sampai di gerbang pernikahan dengan segudang rintangan yang menghadang.

Bertahun-tahun saya menganalisa cara Allah memberikan Jodoh untuk hamba-hambaNya, ada yang sangat mudah hanya kenal sebulan untuk merasa yakin bahwa mereka berjodoh, ada yang berteman lama dan akhirnya memutuskan untuk menikah, dan yang paling banyak ya dengan pacaran dari yang sebentar sampai yang lama, ada yang berjodoh dan tidak sedikit yang gagal.

Di dalam Al Qur’an sebenarnya Allah telah menjelaskan tentang jodoh (saya saja yang telat belajar dan menelaah), salah satunya ada di dalam QS Al Hadid ayat 22:  “telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya”, saya sampai pada satu kesimpulan bahwa jodoh itu Pasti, dan akan Allah berikan pada Saat yang Tepat, Tempat yang Tepat serta Orang yang Tepat, karena Allah maha tahu apa yang dibutuhkan oleh HambaNya.


Kisah dari teman-teman yang telah menikah pun tidak berakhir hanya sampai mereka menemukan belahan jiwa mereka, ada banyak suka duka yang mereka hadapi sebagai suami istri, mereka selalu mengatakan ‘kami bahagia dengan pernikahan ini’ tapi cerita yang keluar dari bibir mereka tak jauh dari ‘keluhan dan kekurangan’ pasangan mereka.

Siapapun yang menulis kisah Cinderella, yang pasti dia lupa/sengaja menjadikan akhir kisah ini hanya sampai Pangeran & Cinderella menikah, agar terlihat ending yang sempurna dan menjadi impian hampir semua wanita untuk Bahagia versi Cinderella.

Padahal ending story Cinderella merupakan awal kehidupan baru yang penuh tantangan dan ketidaksempurnaan (makanya tidak diceritakan…  ^_^)

Mungkin bila Cinderella bisa curhat tentang pernikahannya, diapun akan menyampaikan keluhan & kekurangan sang pangeran karena manusia memang tercipta tak sempurna.

Di tengah keluhan orang-orang  yang telah menikah, saya tetap berazzam bahwa saya tak ingin menapaki bumi sendirian, saya tetap ingin menyempurnakan separuh agama ini dengan menikah walaupun takkan seindah kisah Cinderella saya tetap ingin melangkah menuju waktu yang tepat, tempat yang tepat serta menemukan orang yang tepat, yang telah Allah Ridhai untukku.

Apakah mereka mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya mengatakan ‘kami telah beriman’ dan mereka tidak diuji (QS. Al-Ankabut : 2)

Untuk teman-teman yang telah menikah, berhentilah mengeluh kawan, karena keluhan takkan membuat kalian lebih dekat dengan SurgaNya.

Untuk teman-teman yang sedang dalam perjalanan menuju waktu yang ditentukan Allah untuk melepas masa lajang, mari kita isi waktu kita untuk memperbaiki diri, agar pada saat bertemu dengan belahan jiwa hanya ada kebaikan, kebaikan dan kebaikan yang dia dapati pada diri kita.

Teruntuk belahan jiwaku yang masih dirahasiakan Allah,
Doaku senantiasa mengiringi langkahmu
Semoga Allah selalu menjaga kita dari keburukan dunia & akhirat
Baik sebelum maupun sesudah Allah menyatukan kita dengan RidhaNya.
Amin ya Rabb :))


sumber : DAKWATUNA.COM oleh NANI TRIYANA.

Kisah yang menarik bukan ? :)

Menurut saya sangat menarik ! 
memang benar kebanyakan wanita mengidam idamkan lelaki yang mapan, cakep, trus pernikahan dilaksanakan dgan WAH dan megah. semoga aku tidak seperti ya ALLAH :)

kata kata yg terakhir itu yg aku suka, simpel tapi bermakna.
:D

sejak kejadian itu, aku berharap semoga ALLAH selalu menyadarkanku jika aku melakukan kesalahan.
karena aku ingin menjadi PENYELAM yang tidak TENGGELAM.
aku ingin menghayati sisa umurku ini.
semoga ALLAH menjagaku, menjaga kedua orang tuaku dan menjaga orang yang masih dirahasiakan ALLAH itu.

jadilah perempuan yang baik, maka kamu akan mendapatkan lelaki yang baik pula.

Kamis, 23 Desember 2010

mengapa saya sangat menyukai kartun ? :D

ada alasan sebenarnya saya menyukai kartun, terutama MONKEY D. LUFFY dan RONOROA ZORO :)


mungkin sosok mereka berdua ini tidak asing lagi bagi kalian, :D
mereka berdua ini selalu tayang di GLOBAL TV
HARI SENIN - JUM'AT : 19.00 - 20.00
HARI MINGGU : 09.30 - 10.30 .

bagaimana dgan hari sabtu  ?
oh jelas saya merasa sepi, malas untuk nonton TV -_-

saya lebih senang di kamar, dan hanya keluar untuk membantu ortu ataupun menonton mereka.
selama 24 jam mungkin hanya jam tayang one piece aku menonton TV. dan ALHAMDULILLAH semua org di rumahku mengerti akan kesenanganku ini, sehingga mereka mempersilahkan aku "menguasai TV" dalam jam jam tayang ONE PIECE.
selama ulangan pun aku tidak pernah absen menonton one piece.
HANYA I JAM :)

kembali ke judul awal ?

MENGAPA SAYA SANGAT MENYUKAI KARTUN?

karena kartun itu TIDAK HIDUP.
karena kartun itu TIDAK BAKAL ADA DI KEHIDUPAN NYATA :)

otomatis kalaupun aku suka dengan mereka, mereka tidak akan tau dan bahkan tidak peduli.

dan.

bagiku menyukai mereka itu anugerah yg dititipkan ALLAH padaku :)

karena menyukai "benda mati" seperti mereka terkadang menyampingkan mahluk mahluk yg ada di kehidupan saya.
karena menyukai "benda mati" mampu membuat saya tertawa dari kesedihan yg di buat mahluk mahluk itu.
karena menyukai "benda mati" itu, tidak menimbulkan fitnah yang menyakitkan.

menyukai mereka adalah kedahsyatan yg luar biasa :D
mungkin mereka adalah salah satu faktor mengapa aku konsen untuk belajar.
karena seperti LUFFY pernah berkata " TIDAK ADA YANG TAK BISA AKU LAKUKAN SEBAGAI BAJAK LAUT"

sedangkan kartun lain bagaimana?
 saya tetap menyukai kartun lain, tapi yg pasti tidak akan menyaingi kesenanganku dgn ONE PIECE.

sebenarnya di ONE PIECE ini, yang aku sering amati ialah sesosok karet yang tidak pernah menyerah untuk mengejar cita citanya yaitu RAJA BAJAK LAUT.
sesosok karet yang paling SETIA dengan temannya.
sesosok karet yang terlihat LEMAH di hadapan semua orang, padahal aku sangat percaya bahwa ia akan menjadi RAJA BAJAK LAUT.

lalu dengan aku :
aku selalu BERUSAHA untuk mengejar cita citaku yaitu DOKTER (amin) :)
aku sedang BERUSAHA menjadi teman yang setia.
aku sedang BERUSAHA menyingkirkan anggapan orang lain yang selalu menggapku lemah !

ya, LUFFY itu bagaikan cerminan dari AKU.
apa yang di kejar LUFFY itu sama seperti AKU . :D

bedanya :
LUFFY itu laki laki.
AKU ini perempuan.

LUFFY itu tidak memiliki agama.
AKU ini beragama ISLAM. ALLAH adalah Tuhanku. Muhammad adalah Rasul-ku. AL-QUR'an adalah kitabku.

tapi tetap Muhammad adalah teladan utamaku.
Beliau NYATA.
Beliau memang PERNAH HIDUP di dunia.
dan sekarang BELIAU sedang menunggu umatnya untuk menyusulnya di SURGA :)

SUBHANALLAH, Maha Suci Engkau ya ALLAH telah mengirimkan Rasulullah S.A.W. sebagai teladanku, dan aku sangat berterima kasih atas dikirimkannya sosok LUFFY yg sudah menemaniku dari umur 10 tahun :)

oh iya teman teman, LUFFY ini umurnya 17 tahun.
ulang tahunnya 5 MEI :)


SALAM BAJAK LAUT ! KEJARLAH HARTA KARUN ONE PIECE :D

Senin, 20 Desember 2010

MUHAMMAD - Martin Lings :)



Muhammad :)

 
Dari sekian buku yang aku lihat beberapa waktu lalu. BUKU INILAH yang menggugah selera membacaku. Yang awalnya ingin lebih dalam mengetahui ttg sosok UMAR BIN KHATTAB. tetapi lagi lagi aku ingin lebih mengenal secar rinci kehidupan TELADAN TERBAIKku :) . Aku sebenarnya juga mempunyai buku tentang SEJARAH MUHAMMAD, tapi di sana pemakaian kata2nya terlalu membuatku binggung. sehingga gairah membaca ku pun hilang setelah pertengahan membaca.

Apa yang ku sukai dari buku ini ?

AKU SUKA SEMUA :D

wah wah teman, buku ini mantap buat di baca. Di sini diceritakan lebih rinci mengenai sahabat sahabat Rasulullah SAW. Baik itu Kaum Quraisy Lembah maupun Kaum Quraisy Pinngiran. Dan Rasulullah SAW itu termasuk Quraisy lembah. Banya juga kata kata indah yang di katakan pada para sahabat Rasul..

Nah bagian yang paling aku senengi di sini itu saat PERANG BADR. benar benar keren perjuangan Islam dahulu. Masya ALLAH :D

Apalagi perkataan Sa'ad Ibnu Mu'adz pada malam hari ketika esok hendak Perang Badr :
" Kami telah beriman kepadamu dan memercayai ucapanmu. Kmi meyakini apa yang engkau sampaikan adalah kebenaran, dan kami telah berjanji untuk mendengarkan serta mematuhinya. Maka, apapun yang kau kehendaki, akan kami ikuti. Demi ALLAH yang mengutusmu membawa kebenaran, bila engkau mengajak kami mengarungi lautan dan menceburkan diri kedalamnya, maka kami akan turut bersamamu. Tak seorang pun dari kami yang akan tinggal diam. Kami tidak akan lari dari pertempuran esok pagi. Kami telah cukup berpengalaman dalam berperang, dan kami sungguh telah siap tempur. Semoga Tuhan menunjukkan keperkasaan-Nya kepada kita semua, sehingga dapat menyejukkan mata kami semua. Maka pimpinlah kami dengan segala rahmat-Nya "

Nah beginilah teman kata Sa'ad Ibnu Mu'adz saat hendak perang Badr.

sekilas tentang BUKU MUHAMMAD :)
seoga anda tertari membelinya dan bisa mengamalkan oleh para Pejuang terdahulu dalam mentauhidkan ALLAH :))

Selasa, 14 Desember 2010

ALVIN AND THE CHIPMUNKS - COAST 2 COAST :))





[Alvin]
I been to Alabama!
I been to Tessesse!
I did a show at the
Alamo last week!
And in Louisianna
I met Anna and her friend.
She said to come to town
And hang around to two of them!

[Chipmunks]
Hey, little darlin',
Let me show you what
It's all about.
If you wanna see, well then
We'll teach you what it's all about.
Come on, and rock with the cool boys!

[Theodore]
Oh yeah!

[Chipmunks]
Coast to coast!
We're on the road!

[DJ]
Everybody gotta make
some noise!

[Chipmunks]
Make some noise!

[DJ]
Get down like you care
With the Chipmunk boys!

[Chipmunks]
Chipmunk boys!

[DJ]
They're on the road!

[Chipmunks]
Road!

[DJ]
Livin' out their dream!

[Chipmunks]
Our dream!

[DJ]
If you love 'em,
Really love 'em,
Let me hear y'all screem!

[Chipmunks]
Let me hear y'all screm!
Take a step to the left,
Then slide to the right!
Get on your toes and do the Coast 2 Coast!

[DJ]
Yo, Alvin!
Hey, Simon!
Yo, Theodore!

[Chipmunks]
We're the Chipmunks!

[Theodore]
I'm livin' like a star
Out in Hollywood!
Next day we hit New York
And it's all good!
I'm in Chicago,
I see Margo, I say, "Baby, hey!"
And Collorado by tomorow,
Now we do our thing!

[Chipmunks]
Every time we jam
By the full house for the show!
If you wanna dance,
Then get on your feet, and here we go!
Hey!
Come on and rock with the cool boys!

[Theodore]
Whoa, yeah!

[Chipmunks]
Coast to coast!
We're on the road!

[DJ]
Everybody gotta make
some noise!

[Chipmunks]
Make some noise!

[DJ]
Get down like you care
With the Chipmunk boys!

[Chipmunks]
Chipmunk boys!

[DJ]
They're on the road!

[Chipmunks]
Road!

[DJ]
Livin' out their dream!

[Chipmunks]
Our dream!

[DJ]
If you love 'em,
Really love 'em,
Let me hear y'all screem!

[Chipmunks]
Let me hear y'all screm!
Take a step to the left,
Then slide to the right!
Get on your toes and do the Coast 2 Coast!

[DJ]
Yo, Alvin!

[Alvin]
I'm Alvin!

[DJ]
Hey, Simon!

[Simon]
I'm Simon!

[DJ]
Yo, Theodore!

[Theodore]
I'm Theodore!

[Chipmunks]
We're the Chipmunks!

[Simon]
Here we go, y'all!
Here we go, y'all!
Non stoppin' hip-hop,
Rock and roll, y'all!
My name is Simon,
And these are my boys!
All the ladies in the worls, go on,
Make some noise!

[Chipmunks]
Every time we jam
By the full house for the show!
If you wanna dance,
Then get on your feet, and here we go!
Hey!
Come on and rock with the cool boys!

[Theodore]
Whoo, yeah!

[Chipmunks]
Coast to coast!
We're on the road!

[DJ]
Everybody gotta make
some noise!

[Chipmunks]
Make some noise!

[DJ]
Get down like you care
With the Chipmunk boys!

[Chipmunks]
Chipmunk boys!

[DJ]
They're on the road!

[Chipmunks]
Road!

[DJ]
Livin' out their dream!

[Chipmunks]
Our dream!

[DJ]
If you love 'em,
Really love 'em,
Let me hear y'all screem!

[Chipmunks]
Let me hear y'all screm!
Take a step to the left,
Then slide to the right!
Get on your toes and do the Coast 2 Coast!

[DJ]
Yo, Alvin!

[Alvin]
Yeah!

[DJ]
Hey, Simon!

[Simon]
Yeah!

[DJ]
Yo, Theodore!

[Theodore]
Yeah!

[Chipmunks]
We're the Chipmunks!
Yeah!



Jumat, 10 Desember 2010

Puasa Asyura

SHAUM ‘ÂSYÛRÂ`
Hukum, Keutamaan, Sejarah, dan Cara Pelaksanaannya
Shaum ‘âsyûrâ` adalah shaum (puasa) hari âsyûrâ`, yaitu hari ke-10 bulan Muharram. Shaum pada hari ini memiliki keutamaan yang sangat besar. Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam pernah ditanya tentang shaum pada hari Asyura`, maka beliau menjawab :





يُكَفِّرُ السَّنَةَ المَاضِيَةَ

“(Shaum tersebut) menghapuskan dosa-dosa setahun yang telah lewat.” [HR. Muslim 1162)
Shaum ini merupakan shaum sunnah. Dulu Nabi shalallahu’alaihi wa sallam biasa melakukannya. Hal ini sebagaimana diceritakan oleh Ummul Mu`minin Sayyidah ‘Aisyah radhiyallahu’anha :

كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ تَصُومُهُ قُرَيْشٌ فِى الْجَاهِلِيَّةِ، وَكَانَ رَسُولُ اللهِ r يَصُومُهُ.

“Dulu kaum Quraisy biasa bershaum hari ‘Asyura pada masa jahiliyyah. Dan Rasulullah 
shalallahu’alaihi wa sallam juga terbiasa bershaum pada hari tersebut (yakni sebelum beliau berhijrah ke Madinah).” [HR. Al-Bukhâri 2002, Muslim 1125]

Ketika Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam telah berhijrah dan tiba di Madinah, beliau mendapati Yahudi Madinah ternyata juga bershaum pada hari tersebut. Maka beliau bertanya kepada mereka. Hal ini sebagaimana dikisahkan oleh shahabat ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu’anhuma :

أَنَّ رَسُولَ اللهِ r قَدِمَ الْمَدِينَةَ فَوَجَدَ الْيَهُودَ صِيَامًا يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللهِ r « مَا هَذَا الْيَوْمُ الَّذِى تَصُومُونَهُ ». فَقَالُوا هَذَا يَوْمٌ عَظِيمٌ أَنْجَى اللهُ فِيهِ مُوسَى وَقَوْمَهُ وَغَرَّقَ فِرْعَوْنَ وَقَوْمَهُ فَصَامَهُ مُوسَى شُكْرًا فَنَحْنُ نَصُومُهُ. فَقَالَ رَسُولُ اللهِ r : « فَنَحْنُ أَحَقُّ وَأَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ ». فَصَامَهُ رَسُولُ اللهِ r وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ.

Bahwa Nabi shalallahu’alaihi wa sallam ketika tiba di Madinah, beliau mendapat Yahudi berpuasa pada hari ‘Asyura. Maka beliau bertanya (kepada mereka) : “Hari apakah ini yang kalian bershaum padanya?” Maka mereka menjawab : “Ini merupakan hari yang agung, yaitu pada hari tersebut Allah menyelamatkan Musa beserta kaumnya dan menenggelamkan Fir’aun bersama kaumnya. Maka Musa bershaum pada hari tersebut dalam rangka bersyukur (kepada Allah). Maka kami pun bershaum pada hari tersebut” Maka Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bersabda : “Kami lebih berhak terhadap Musa daripada kalian.” Maka Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bershaum pada hari tersebut dan memerintahkan (para shahabat) untuk bershaum pada hari tersebut. [HR. Al-Bukhari 2004, 3397, 3943, 4680, 4737. Muslim 1130]


Maka awal setiba beliau di Madinah, beliau memerintahkan para shahabatnya untuk melaksanakan shaum pada hari ‘Asyura. Bahkan menjadi shaum wajib bagi kaum muslimin. Hal ini sebagaimana dikisahkan oleh Sayyidah ‘Aisyah radhiyallahu’anha :

كَانَ رَسُولُ اللهِ r أَمَرَ بِصِيَامِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ ، فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ كَانَ مَنْ شَاءَ صَامَ ، وَمَنْ شَاءَ أَفْطَرَ

“Dulu Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam memerintahkan (para shahabat) untuk bershaum pada hari ‘Asyura. Namun ketika diwajibkan shaum Ramadhan, maka jadilah bagi siapa yang mau boleh bershaum (’Asyura`) dan barangsiapa yang mau boleh juga tidak bershaum.” [Al-Bukhari 2001, Muslim 1125]

Kewajiban tersebut diperkuat dengan adanya seruan umum atas perintah Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam , sebagaimana dikisahkan oleh Salamah bin Al-Akwa’ radhiyallahu’anhu :

أَمَرَ النَّبِىُّ r رَجُلاً مِنْ أَسْلَمَ أَنْ أَذِّنْ فِى النَّاسِ « أَنَّ مَنْ كَانَ أَكَلَ فَلْيَصُمْ بَقِيَّةَ يَوْمِهِ ، وَمَنْ لَمْ يَكُنْ أَكَلَ فَلْيَصُمْ ، فَإِنَّ الْيَوْمَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ »

Nabi shalallahu’alaihi wa sallam memerintahkan seseorang dari Aslam untuk mengumumkan kepada manusia : “Bahwa barangsiapa yang telah terlanjur makan, maka hendaknya ia bershaum pada sisa hari tersebut. Barangsiapa yang masih belum makan, hendaknya ia bershaum. Karena sesungguhnya hari ini adalah hari ‘Asyura` “. [HR. Al-Bukhari 2007, Muslim 1135]


Demikianlah, pada awal mula hijriah shaum ‘Asyura` merupakan kewajiban atas kaum muslimin.

Namun kemudian kewajiban tersebut dihapus dengan turunnya perintah shaum Ramadhan. Hal ini berdasarkan penegasan shahabat Ibnu ‘Umar radhiyallahu’anhuma :

صَامَ النَّبِىُّ r عَاشُورَاءَ ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ . فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ تُرِكَ

“Nabi shalallahu’alaihi wa sallam melaksanakan shaum ‘Asyura, dan memerintahkan (para shahabat) untuk bershaum juga pada hari tersebut. Namun ketika shaum Ramadhan diwajibkan, maka (shaum ‘Asyura) ditinggalkan.” [HR. Al-Bukhari no. 1892]

Juga sebagaimana penuturan ‘Aisyah radhiyallahu’anha :

فَلَمَّا نَزَلَ رَمَضَانُ كَانَ رَمَضَانُ الْفَرِيضَةَ، وَتُرِكَ عَاشُورَاءُ ، فَكَانَ مَنْ شَاءَ صَامَهُ ، وَمَنْ شَاءَ لَمْ يَصُمْهُ

“Ketika turun perintah shaum Ramadhan, maka shaum Ramadhan menjadi kewajiban, dan ditinggalkanlah (kewajiban) shaum ‘Asyura`. Jadinya barangsiapa yang mau boleh bershaum pada hari tersebut dan barangsiapa yang mau boleh tidak bershaum pada hari tersebut” [HR. Al-Bukhari 4504]

Maka dihapuslah kewajiban shaum ‘Asyura`, dan hukumnya berubah menjadi mustahab (tidak wajib).
Namun dalam pelaksanaanya, Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam tidak suka kalau hanya dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram saja. Beliau menginginkan untuk berbeda dan menyelisihi kaum Yahudi yang juga punya kebiasaan bershaum ‘Asyura`. Maka beliau menginginkan untuk melaksanakannya pada tanggal 9 dan 10 Muharram.
Hal ini sebagaimana dituturkan oleh shahabat ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu’anhuma :

حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ r يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ r « فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ - إِنْ شَاءَ اللهُ - صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ ».
قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّىَ رَسُولُ اللهِ r.

Ketika Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bershaum pada hari ‘Asyura dan memerintahkan untuk bershaum pada hari itu, para shahabat shahabat berkata : “Itu adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashara.” Maka Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bersabda : “Bila tiba tahun depan Insya Allah kita (juga) akan bershaum pada hari ke-9 (bulan Muharram).”
Ibnu ‘Abbas berkata :  Namun belum sampai tahun depan kecuali Nabi shalallahu’alaihi wa sallam telah wafat terlebih dahulu. [HR. Muslim no. 1134]

Oleh karena itu shahabat ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu’anhuma menegaskan :

صُومُوا التَّاسِعَ وَالْعَاشِرَ وَخَالِفُوا الْيَهُودَ.

“Bershaumlah pada hari ke-9 dan ke-10, selisihilah kaum Yahudi!” [HR. ‘Abdurrazzaq dalam Mushannaf­- nya 7839, Al-Baihaqi IV/287. Diriwayatkan juga oleh At-Tirmidzi dalam Sunan-nya di bawah hadits no. 755]
Dalam riwayat lain, disebutkan agar bershaum pada tanggal 9 dan 10, atau 10 dan 11, atau 9, 10, 11.

« صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا فِيهِ الْيَهُودَ صُومُوا قَبْلَهُ يَوْماً أَوْ بَعْدَهُ يَوْماً »

“Bershaumlah kalian pada hari ‘Asyura, dan selisihilah kaum Yahudi. Bershaumlah sehari sebelumnya atau sehari setelahnya.” [HR. Ahmad 1/241, Ibnu Khuzaimah 2095]
Berarti shaum dilaksanakan tanggal 9 dan 10 Muharram, atau 10 dan 11 Muharram

Dalam riwayat lain dengan lafazh :
« صُومُوا قَبْلَهُ يَوْمًا وَبَعْدَهُ يَوْمًا »

“Bershaumlah sehari sebelumnya dan sehari setelahnya.” [HR. Al-Baihaq IV/287]
Berarti shaum dilaksanakan tanggal 9, 10, dan 11 Muharram.
Namun tentang kedudukan hadits tersebut, Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah menyatakan bahwa sanadnya dha’if (lemah). Karena adanya perawi yang lemah, yaitu Ibnu Abi Laila. Dia adalah perawi yang jelek hafalannya. Ibnu Abi Laila yang jelek hafalannya ini meriwayatkan hadits tersebut secara marfu’ (sampai kepada Nabi), yang riwayatnya tersebut berbeda dengan riwayat perawi lain yang lebih kuat hafalannya, yaitu ‘Atha` dan lainnya, yang mereka meriwayatkan hadits tersebut secara mauquf (hanya ucapan) shahabat Ibnu ‘Abbas. Riwayat  yang mauquf ini shahih sebagaimana diriwayatkan oleh Ath-Thahawi dan Al-Baihaqi. Demikian penjelasan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ta’liq Shahih Ibni Khuzaimah no. 2095.
Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah berkata :

“Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam mensyari’atkan kepada kita untuk bershaum sehari sebelumnya atau sehari setelahnya.
-          bershaum pada hari ke-9 dan ke-10 ini yang paling utama.

-          kalau bershaum pada hari ke-10 dan 11 maka itu sudah mencukupi, karena (dengan cara itu sudah) menyelisihi Yahudi.

-          kalau bershaum semuanya bersama hari ke-10 (yaitu 9, 10, dan 11) maka tidak mengapa.

Berdasarkan sebagian riwayat : “Bershaumlah sehari sebelumnya dan sehari setelahnya.”

-          Adapun bershaum pada hari ke-10 saja maka makruh.”
[Majmu Fatawa wa Maqalat Mutanawwi’ah XV/403, fatwa no. 158]
Jadi, yang paling utama adalah shaum hari ke-9 dan ke-10.
Namun, para ‘ulama lainnya ada yang berpendapat bahwa yang paling utama adalah bershaum tiga hari, yaitu 9, 10, dan 11 Muharram. Ini merupakan pendapat Ibnul Qayyim (dalam Zadul Ma’ad II/76) dan Al-Hafizh (dalam Fathul Bari).

Pendapat ini dikuatkan pula oleh Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin rahimahullah. Beliau berkata :

Shaum ‘Asyura` memiliki empat tingkatan :

Tingkat Pertama : bershaum pada tanggal 9, 10, dan 11. Ini merupakan tingkatan tertinggi. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dalam Al-Musnad : Bershaumlah sehari sebelumnya atau sehari setelahnya. Selisihilah kaum Yahudi.” Dan karena seorang jika ia bershaum (pada) 3 hari (tersebut), maka ia sekaligus memperoleh keutamaan shaum 3 hari setiap bulan.


Tingkat Kedua : bershaum pada tanggal 9 dan 10. Berdasarkan sabda Nabi shalallahu’alaihi wa sallam : “Kalau saya hidup sampai tahun depan, niscaya aku bershaum pada hari ke-9.” Ini beliau ucapkan ketika disampaikan kepada beliau bahwa kaum Yahudi juga bershaum pada hari ke-10, dan beliau suka untuk berbeda dengan kaum Yahudi, bahkan dengan semua orang kafir.

Tingkat Ketiga : bershaum pada tanggal 10 dan 11.

Tingkat Keempat : bershaum pada tanggal 10 saja. Di antara ‘ulama ada yang berpendapat hukumnya mubah, namun ada juga yang berpendapat hukumnya makruh.
Yang berpendapat hukumnya mubah berdalil dengan keumuman sabda Nabi shalallahu’alaihi wa sallam ketika beliau ditanya tentang shaum ‘Asyura`, maka beliau menjawab “Saya berharap kepada Allah bahwa shaum tersebut menghapuskan dosa setahun sebelumnya.” Beliau tidak menyebutkan hari ke-9.
Sementara yang berpendapat hukumnya makruh berdalil dengan sabda Nabi shalallahu’alaihi wa sallam : “Selisihilah kaum Yahudi. Bershaumlah sehari sebelumnya atau sehari setelahnya.” Dalam lafazh lain, “Bershaumlah sehari sebelumnya dan sehari setelahnya.” Sabda beliau ini berkonsekuensi wajibnya menambahkan satu hari dalam rangka menyelisihi (kaum Yahudi), atau minimalnya menunjukkan makruh menyendirikan shaum pada hari itu (hari ke-10) saja. Pendapat yang menyatakan makruh menyendirikan shaum pada hari itu saja merupakan pendapat yang kuat.”
[Liqa`at Babil Maftuh]


Sementara itu, ketika Al-Lajnah Ad-Da`imah lil Buhutsil ‘Ilmiyyah wal Ifta`ditanya apakah boleh melaksanakan shaum ‘Asyura` satu hari saja? Maka lembaga tersebut menjawab :
Boleh melaksanakan shaum hari ‘Asyura` satu hari saja. Namun yang afdhal (lebih utama) adalah bershaum sehari sebelumnya atau sehari setelahnya. Ini merupakan sunnah yang pasti dari Nabi shalallahu’alaihi wa sallam berdasarkan sabda beliau “Kalau saya masih hidup hingga tahun depan, niscaya aku akan bershaum pada hari ke-9.” Ibnu ‘Abbas radhiyallahu’anhuma berkata : “Yakni bersama hari ke-10.”

Wabillahit Taufiq. Washallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa Shahbihi wa Sallam.
Al-Lajnah Ad-Da`imah lil Buhutsil ‘Ilmiyyah wal Ifta`

Anggota            : ‘Abdullah bin Ghudayyan

Wakil Ketua      : ‘Abdurrazzaq ‘Afifi

Ketua                : ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz

[dari Fatwa Al-Lajnah Ad-Da`imah lil Buhutsil ‘Ilmiyyah wal Ifta` X/401, fatwa no. 13.700]

sumber : http://www.assalafy.org/mahad/?p=294

Sabtu, 13 November 2010

Menyamuderakan Cinta Si Pecinta

Malam semakin larut, angin berbisik sayup-sayup terdengar di balik jendela yang sedikit terbuka. Menyelisik hati bersama hawa dingin yang diam-diam mengalir masuk. Dinginnya mampu menggigilkan tubuh perempuan yang mengintip rembulan dari sebalik gorden kamarnya. Ah, rembulan perak pun enggan memurnama. Padahal tinggal seselaput tipis untuk menjadikannya bulat seutuhnya. Laksana dekatnya bilangan hari yang akan menyampaikannya pada purnama agamanya.
Andaikan waktu itu benar-benar bisa dihentikan, ia berharap waktu itu terhenti saat sunyi ini. Menyendiri dalam ruang hampa waktu. Sejenak meninggalkan segala gundah galau yang selama ini membuat hatinya menceracau. Atau jika tidak, tak bisakah hari-hari itu mengurai dalam bilangan detik yang lebih panjang? Agar ia punya kesempatan bernafas lebih lepas. Membuang segala sesak yang telah lama menyeruak.
Malam ini tidak ada airmata yang menetes. Entah kenapa. Padahal ia ingin sekali membuang segala gundah bersama bulir-bulir permata indah itu. Biar jatuh. Biar luluh. Biar tidak selalu menggelayut dalam langit hatinya yang semakin rapuh. Atau mungkin airmata itu telah kering. Dalam bilangan bulan malam-malam yang telah berlalu. Entah berapa purnama yang telah ia lewati dengan isakan di setiap penghujung malamnya. Bukankah sangat wajar, jika airmata itu telah kering tanpa menyisa setitis embunnya?
Seorang perempuan biasa. Ia sedang terluka dalam sebuah episode bernama cinta. Yah, cinta yang tidak mempertemukannya dengan kekasihnya. Cinta yang mengajarinya tentang hakikat ‘menerima’. Cinta yang membuatnya sadar akan dirinya. Bahwa sungguh, hatinya ternyata tidak berada dalam genggamannya. Ia tidak bisa meminta hatinya untuk merasakan apa yang dipikirkan oleh akalnya. Sebanyak apapun doktrin dan pelegalan yang disusupkan oleh akalnya, ternyata begitu saja dimentahkan oleh hatinya.
‘Wahai hati, kenapa engkau tega membuatku terpuruk dalam derita luka ini?’ rintihnya malam ini bersama belaian mesra bayu segara, kering tanpa cinta.
Laksana perempuan lainnya, ia ingin mengabdikan diri dan hatinya seutuhnya untuk suaminya nanti. Tapi bayang-bayang lelaki dari masa lalu itu, selalu saja mengusik tidurnya. Kenapa ia yang selalu harus hadir dalam setiap mimpi dan lamunannya? Setiap kali ia hadir, setiap kali itu pula ia menghalaunya. Menggantinya dengan bayang lelaki yang dalam hitungan hari akan menjadi suaminya. Tapi sepersekian detik saja bayang itupun telah pudar. Wajah itu berganti dengan ia yang tak diingini.
Perempuan itu lelah. Sangat lelah. Hampir putus asa. Merasa dirinya benar-benar tidak berguna. Apakah surga masih diizinkan untuknya? Ia takut kelak akan mengkhianati suaminya. Karena rasa cinta yang tidak mampu ia berikan seutuhnya, separuhnya. Rasa khianat itu mulai menunas di hati dan jiwanya, perih.
Dalam sendu, perempuan itu bermunajat syahdu. Ada getar-getar pilu dalam sunyi kata merdu.
“Ya Rabb,, sungguh Engkau tahu betapa besar cintaku padaMu. Yang dengannya menjadikan aku begitu mencintai kedua ibu bapakku. Aku hanya ingin menjadi anak yang bisa berterimakasih kepada mereka. Dengan caraku. Yang tidak sehebat pengorbanan penghuni gua, yang mendahulukan orang tuanya di atas dirinya, istri, dan anak-anaknya. Tak seindah kisah Uwais Al Qarni yang baktinya kepada ibunya mampu membuat jenazahnya diperebutkan oleh malaikat untuk memandikan, mengafani, dan menguburkannya. Yang membuat doanya tidak akan pernah tertolak oleh RabbNya. Yang membuat namanya tidak terkemuka di bumi namun begitu dikenal di langitNya.
Lalu apakah aku akan lebih mementingkan rasa cintaku kepada manusia yang tidak seharusnya kulabuhkan cintaku kepadanya? Dan mencampakkan baktiku kepada kedua orang tuaku di bawah telapak kaki cinta? Bukankah jika begitu berarti aku juga telah mencampakkan surga yang berada di bawah telapak kakinya?”
Matanya mulai berembun. Tak kuasa ia menahan sesak dadanya, perih luka, dan pedih jiwa.
“Tidak, Ya Rabb.. Aku mencintaiMu.. Dan dengannya aku mencintai Bapak Ibuku.. Dan untuk mendapatkan Ridha keduanya. Ya Rahman, aku rela jika sepanjang usiaku aku harus hidup dalam kesakitan. Jalan inilah yang aku pilih untuk membuktikan besarnya cintaku padaMu. Aku tidak akan menyerahkan diriku untuk menghamba pada cinta yang selain atasMu. Ya Rabbiy Mudahkan.. Kuatkan.. Teguhkan.. Kokohkan.. Hati dan kaki ini untuk meretas cinta di atas jalanMu, sebagaimana para pejuang cinta terdahulu, yang tidak sedikit pun mengubah janjinya hingga datang kepastian itu.”
Membanjir juga air matanya, meleleh bersama dingin malam. Dalam dekapan gulita yang semakin mendekati akhirnya. Kesadaran itu menjalari hatinya. Dan membuka kait-kaitnya yang selama ini tertutup, terkunci atas pemasungan kesadaran yang diatasnamakan cinta. ia tau ia salah, memberi harapan akan sesuatu yang belum pasti dapat ia berikan. Lelaki itu salah, keegoisan cintanya membuatnya merasa benar atas semua tindakannya. Mereka berdualah yang salah. Dan tidak sepantasnya mengambinghitamkan pihak atau hal lain untuk mendapatkan pembenaran. Tidak pula cinta.
Karena cinta itu tidak salah. Tidak pernah salah! Dan tidak akan salah! Perasaan sayangnya itu adalah tetap sebuah anugerah, yang dititipkan Allah agar ia merasainya. Agar hatinya peka dengannya. Agar ia bisa melihat, mendengar, meraba tanpa mata, telinga, dan tangannya. Agar ia bisa melihat, mendengar, dan meraba dengan hatinya, dengan jiwanya.
Ya, cinta mereka tidaklah salah. Tapi ‘ekspektasi memiliki’ yang tanpa sengaja mereka tumbuhkan dan akhirnya mengakar dengan begitu kuatnya itulah yang salah. Bukanlah cinta yang menyebabkan mereka merasai sakit seperti saat ini. Tapi ekspektasi memiliki yang tidak sampai itulah yang dengan sebegitu dahsyatnya telah memporakporandakan hati. Karena bukankah cinta itu membebaskan, mencerahkan, dan menenangkan? Sedangkan ekspektasi memiliki itu membelenggu, meredupkan, dan meresahkan.
Tiba-tiba muncul pertanyaan dalam hatinya. Benarkah lelaki itu mencintainya dengan setulusnya? Bukankah mencintai itu berarti berjuang untuk memberikan kebahagiaan kepada kekasih yang dicintainya? Mencintai apa yang menjadi kecintaannya? Lalu mengapa selama ini lelaki itu masih tidak bisa terima dengan keputusannya? Keputusan yang ia ambil dengan sadar jaga. Keputusan yang menyakitkan. Namun, keputusan itulah yang paling menenangkan hatinya. Keputusan yang ia anggap paling baik untuk semuanya.
Tidak tahukah lelaki itu, selama ia masih menggugat keputusan itu dan mencari-cari pihak untuk disalahkan, sungguh sebenarnya ia telah menyakiti hati perempuan itu lebih dalam. Semakin lelaki itu tidak terima, semakin dalam dan sakit pulalah goresan yang ia ukirkan di hati perempuan yang katanya ia cintai dengan segenap jiwa. Atau apakah memang lelaki itu mengharapkan agar ia merasai sakit itu? Sakit yang mencerabut ketenangan dan kebahagiaan dalam hatinya. Sakit yang jauh lebih pedih dari goresan pisau yang diiriskan di jarinya. Perih. Pedih. Sakit. Sakit sekali..
Tanpa tambahan rasa sakit karena laku lelaki itu, sungguh ia pun telah merasakan kepedihan yang sangat. Kepedihan karena tidak bisa bersanding dengan seseorang yang dicintainya. Seseorang yang telah ia bayangkan dipertemukan dalam singgasana cinta. Seseorang yang dalam mimpinya akan menjadi ayah dari anak-anaknya dan imam dalam kehidupannya. Kesakitan itupun masih harus ditambah pula, ketika ia harus merelakan dirinya hidup bersama dengan seseorang yang hingga saat ini belum bisa ia berikan sedikit saja cintanya. Tidak cukupkah segala kepedihan yang ia rasakan sekarang sebagai penebus dosa masa lalunya?
“Wahai lelaki yang kucintai, tidak cukupkah rasa pedih yang kutanggung saat ini? Rasa pedih yang mungkin jauh.. jauh.. lebih pedih dari kepedihan yang kau tanggung karena janji yang tak terjawantah? Tapi jika kau memang merasa ini semua belum cukup, maka silakan lakukan apa yang kau anggap benar untuk dilakukan. Teruslah kau sayatkan luka-luka itu di hatiku. Sedalam-dalamnya. Aku ikhlas menerima. Jika itu membuatmu bahagia. Tancapkanlah terus. Hingga aku tak mampu merasai rasa sakit lagi. Hingga aku mati dari rasa sakit yang kau sayatkan bertubi-tubi.”
Andaikan lelaki itu mau sedikit saja menurunkan keegoisan dalam cintanya, maka itu akan sangat berarti untuknya. Itu akan menggugurkan separuh lebih beban berat dan rasa sakit yang selama berbulan-bulan ini ditanggungnya. Mereka akan bersama-sama belajar untuk menyamuderakan cinta yang ada di hatinya dan melepas rantai-rantai belenggu ketakutan yang bisa jadi merupakan tipu daya syaitan yang akan menjauhkan mereka dari surga, ridha, dan cintaNya.
Walaupun ia tahu itu sangatlah sulit, tapi ia yakin. Jika keimanannya benar, hal itu bukanlah hal yang mustahil untuk diwujudkan. Jika niat dan tujuannya hanya untukNya, maka ia yakin Allah pasti akan memudahkan jalannya sampai ke sana. Sebanyak apapun hambatannya.
Selama ini, mungkin cintanya baru sebesar dan sepanjang Nil, dan sudah begitu saja habis diberikan kepada lelaki yang dicintainya itu. Untuk mengurangi bagian cinta itu, ia tidak mampu. Lalu apa yang nanti akan diberikan untuk suaminya? Maka, sudah sewajarnya jika ia mulai belajar untuk menyamuderakan cintanya. Sehingga cinta itu tidak akan habis jika pun harus dibagi-bagikan kepada semua makhluk di penjuru mata dunia. Tanpa mengurangi porsi masing-masingnya. Tanpa zhalim kepada seorang di antaranya. Cintanya untuk lelaki itu dalam hatinya masih akan sebesar dan sepanjang sungai Nil atau bahkan bertambah lebih dari itu. Namun, ketika cintanya sudah menyamudera, maka ia tidak perlu bingung seberapa besar ia membagi cinta kepada suaminya. Karena ia bisa memberikan suaminya cinta seluas samudera segala segara. Cinta yang lebih besar dari cintanya kepada lelaki itu. Cinta yang sesuai dengan porsinya, tanpa harus mengurangi hak salah satunya. Lalu bisakah ia?
Menyamuderakan cinta. Tak hanya itu. Mereka berdua pun perlu belajar untuk melepaskan belenggu-belenggu ketakutan yang dibisikkan syaitan padanya. Menghindari prasangka-prasangka yang membuat mereka pesimis menghadapi masa depan. Syaitan telah menakut-nakuti mereka dengan ketakutan yang belum tentu akan mereka dapatkan. Menakuti mereka bahwa mereka akan mati jika tidak bisa saling membersamai. Mereka tidak akan pernah bahagia jika tidak bersanding di singgasana cinta. Tidak akan bisa mencintai suami atau istrinya kelak tanpa bayang-bayang cinta masa lalunya. Begitukah? Tidakkah itu hanya prasangka-prasangka yang dihembuskan syaitan untuk menghilangkan makna syukur, sabar, dan tawakal dalam hati mereka? Jika mereka punya niat yang benar, maka bisa saja dalam hitungan detik setelah melihat istri atau suaminya kelak, maka cinta yang begitu meluap dianugerahkan Allah untuknya? Sungguh, siapa yang tahu? Namun, Allah Maha Tahu..
Perempuan itu tersenyum. Bersama semburat merah fajar di kaki langit, pertanda hari telah berada dalam bilangan yang berbeda, ia tahu apa yang harus ia lakukan. Ia akan membuang semua ketakutan-ketakutan itu. Dan ia akan menjalani apa yang telah ia putuskan dengan rasa sabar, syukur, dan tawakal. Walaupun sekarang rasa cinta itu masih menjadi milik lelaki itu seutuhnya, namun ia akan membuka hatinya selebar-lebarnya untuk suaminya. Ia akan belajar mencintai lelaki itu. Bagaimanapun sulitnya. Ia yakin akan janji Allah, bahwa ia akan menunjukkan jalan bagi orang-orang yang berjalan menujuNya. Ia yakin itu. Ia pegang janji itu. Harapnya, lelaki itupun begitu…
“Dengan asma Allah, Ya Rabb, inilah atsar-atsar yang akan kuukirkan sebagai pembuktian cintaku padaMu.. Dan semoga aku tidak akan berbelok sedikit pun dari janjiku.. Sampai kaki ini menapak lelah di jannahMu…”

Jumat, 05 November 2010

Adab Bertamu dan Makan...

Berikut adalah beberapa adab bertamu yang diajarkan agama Islam yang mulia ini.
 1. Mengucapkan Salam
Ucapkanlah salam dengan suara yang sekiranya didengar tuan rumah, tidak terlalu pelan dan tidak pula terlalu keras. Dengan salam berarti sang tamu berdo'a semoga tuan rumah memperoleh keberkahan dan keselamatan. Demikianlah perintah Allah dalam Alquran. "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memasuki rumah yang bukan rumah kalian sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya." (QS.An-Nur ayat 27). Dalam riwayat Turmudzi dikisahkan bahwa  Kaldah bin Hanbal disuruh Shafwan bin Umaiyah  untuk mengantarkan susu dan makanan kepada  Rasulullah yang sedang berada di atas lembah Kaldah langsung menemui Rasulullah tanpa mengucapkan salam dan tidak minta izin. Rasulullah lalu menyuruhnya keluar kembali dan mengucapkan, Assalamualaikum, apakah aku boleh masuk ?"  Inilah ajaran Rasulullah yang seharusnya dilakukan setiap muslim.

2. Mengucapkan Salam Tiga Kali
Bila salam belum terdengar ulangi kembali hingga tiga kali. Tentunya, dengan rentang waktu yang tidak terlalu rapat. Imam Muslim meriwayatkan bahwa Abu Musa al-Asyari  menemui Umar bin Khathab, lalu ia berkata: "Assalaamu alaikum, ini Abdullah bin Qais. Namun, Umar tidak mengizinkannya masuk. Lalu Abu Musa al-Asyari mengucapkan salam kembali seraya mengatakan ini Abu Musa, lalu ia mengucapkan salam (ketiga kalinya) sambil mengatakan ini Al-Asyari kemudian ia pun pulang. Abu Musa berkata: "Jawablah salamku, jawablah salamku." Tak lama setelah itu, datanglah Umar bin Khathab: "Wahai Abu Musa, kami tidak menjawab salammu karena kami sedang sibuk." Abu Musa berkata: "Saya mendengar Rasulullah bersabda: "Minta idzin itu hanya tiga kali, bila diizinkan (silahkan masuk) dan bila tidak diizinkan pulanglah kembali." (HR Muslim).

3. Meminta Izin Masuk
Langsung masuk ke rumah orang lain tanpa izin bukanlah kebiasaan terpuji. Sebaliknya  kebiasaan yang terlarang dalam Islam. Meskipun  hal ini sering kita jumpai di masyarakat bukan berarti kebiasaan itu diperbolehkan sebab tidak  semua kebiasaan itu dibenarkan agama dan etika. Barangkali saat itu tuan rumah sedang beristirahat, atau tidak mau diganggu atau mungkin berpakaian yang tidak layak dilihat orang lain. Dengan minta  izin berarti sang tamu member! kesempatan tuan rumah berbenah diri lalu menyambutnya. "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memasuki rumah yang bukan rumah kalian  sebelum  meminta izin dan member! salam kepada penghuninya." (QS. M-Nur ayat 27)

4. Membelakangi Pintu
Janganlah berdiri menghadap ke dalam rumah melalui pintu yang terbuka atau mengintip dari balik jendela, ketika anda mengetuk pintu atau mengucapkan  salam.  Tapi,  berdirilah membelakangi pintu. Hal ini untuk lebih menjaga pandangan dari hal-hal yang tidak diinginkan. Saad berkata: "Seseorang  berdiri di depan pintu Rasulullah sambil menghadap ke dalam rumah, ia bermaksud minta izin. Kemudian Rasutullah berkata: ‘Seharusnya kamu begini atau begitu, sesungguhnya disunahkannya minta izin hanyalah untuk menjaga pandangan.’” (HR Abu Dawud.)

 5.   Bertamu Tidak Lebih dan Tiga Hari
Boleh saja seorang tamu menginap, namun sebaiknya tidak melebihi tiga hari. cukuplah kiranya tiga han untuk melayani sang tamu. Janganlah menunggu hingga diusir tuan rumah. Rasulullah bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memu­liakan tamunya.” Kewajiban menenima tamu selama tiga hari bila lebih dan itu maka ini adalah shadaqah.(HR Bukhari Muslim).

 6.   Kembali Pulang bila Tuan Rumah Tidak Mengizinkan Masuk
Tak jarang tenjadi tuan rumah tidak suka diganggu dan tidak mau menenima tamu. Karena itu, pilihlah waktu yang tepat untuk bertamu. Dan bila anda mengalami ha! mi, pulangtah dan jangan memaksakan din untuk menemuinya. Sebab sean­dainya bisa bertemu pun suasana nya tentu tidak kondusif dan mungkin serba canggung dan kaku. Allah berfirman: “Dan jika dikatakan kepadamu.‘Kembali (saja) lah. ‘Maka hendaklah k.amu kembali.” (QS. An-Nur ayat 28).”

 7.   Tidak Memandang Sekeliling Ruangan Penuh Selidik.
Bila telah diizinkan masuk, jagalah mata dan hal-hal yang tidak boleh dilihat. Jangan biarkan mengikuti nafsu penasaran yang serba ingan tahu dan menyelidiki sekitan. lnilah alasan mengapa disyariatkan minta izin. Rasulullah bersabda, Sesungguhnyo disyanatkan minta izin tidak lain untuk menjaga pandangan.” (HR Turmudzi)

 8.   Bersikap Tawadlu dalam Majlis Tuan Rumah
Hal ini, sudah menjadi hal biasa, bahwa siapa­pun yang menjadi tuan rumah tentu ia tidak ingin melihat tamunya berlaku tidak sopan. Misalnya dengan mencari-cari majalah untuk dibaca tanpa izin. Demikianlah adab-adab dalam bertamu Dengan memperhatkan adab-adab tersebut. sebuah kunjungan tidak saja sesuai syani’at Islam, tapi juga bisa menjadi ajang silaturahmi yang mudah-mudahan mendatangkan berkah.’
NB : Hendaknya Menyebut Nama Yang Jelas. Ketika tuan rumah menanyakan nama, tamu tidak boleh menjawab dengan jawaban “Saya (sebutkan nama)” atau jawaban yang tidak jelas. Karena tujuan tuan rumah bertanya adalah ingin tahu siapa tamu yang mengunjunginya dan untuk menentukan sikap apakah tamu tersebut boleh masuk atau tidak. 

TUAN RUMAH:

1. Jangan hanya mengundang orang-orang kaya untuk jamuan dengan mengabaikan/melupakan orang-orang fakir. Rasululloh SAW bersabda:“Seburuk-buruk makanan adalah makanan pengantinan (walimah), karena yang diundang hanya orang-orang kaya tanpa orang-orang faqir.” (Muttafaq’ alaih).

2. Undangan jamuan hendaknya tidak diniatkan berbangga-bangga dan berfoya-foya, akan tetapi niat untuk mengikuti sunnah Rasululloh SAW dan membahagiakan teman-teman sahabat, ataupun syukuran dalam rangka bersyukur atas nikmat yang telah diberikan ALLOH SWT.

3. Tidak memaksa-maksakan diri untuk mengundang tamu. Di dalam hadits Anas Radhiallaahu anhu ia menuturkan:“Pada suatu ketika kami ada di sisi Umar, maka ia berkata: “Kami dilarang memaksa diri” (membuat diri sendiri repot).” (HR. Al-Bukhari)

4.  Jangan anda membebani tamu untuk membantumu, karena hal ini bertentangan dengan kewibawaan.

5. Jangan menampakkan kejemuan/kebosanan terhadap tamu, tetapi tunjukkanlah kegembiraan dengan kahadiran tamu tersebut, diantaranya dengan cara bermuka manis dan berbicara ramah.

6. Hendaklah segera menghidangkan makanan untuk tamu, karena yang demikian itu berarti menghormatinya. ***jadi ingat pengalamanku, bertamu ke rumah seorang teman. Kami (ber-5) bertamu hingga 5jam untuk menjenguknya, namun tuan rumah tega membiarkan kami kelaparan, xixixi…sebenarnya bukan masalah makanannya, namun jika melihat adab ini, sudah ’sewajarnya’ jika tuan rumah memberi suguhan.***

7. Jangan tergesa-gesa untuk mengangkat makanan (hidangan) sebelum tamu selesai menikmati jamuan.- Disunnatkan mengantar tamu hingga di luar pintu rumah. Ini menunjukkan penerimaan tamu yang baik dan penuh perhatian.

A.    Adab Sebelum Makan Dan Minum.

1)      Makanan dan minuman harus halal dan baik.
Alloh subhanahu wa ta'ala berfirman:
"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah syaithon; Karena Sesungguhnya syaithon itu adalah musuh yang nyata bagi kalian". (QS. Al Baqarah [2]: 168)
"Alloh subhanahu wa ta'ala memberikan nikmat kepada mereka dengan memerintahkan mereka untuk makan seluruh apa yang ada dimuka bumi, berupa biji-bijian, buah-buahan, sayur-sayuran, dan hewan yang halal. Artinya dihalalkan memakannya, bukan dengan merampas, mencuri, sarana perdagangan yang diharamkan atau dengan cara yang di haramkan serta (yang baik) artinya bukan barang kotor, darah, daging, babi dan laim-lain". (Tafsir Taisir Karim Rohman: 63)

2)      Makan dan minum harus diniatkan untuk ta'at kepada Alloh subhanahu wa ta'ala.

3)      Mencuci kedua tangan agar bersih dan suci.

4)      Hendaklah makan secara bersama-sama atau berjama'ah.
Rouslulloh sholallohu alaihi wa sallam bersabda:
"فَاجْتَمِعُوْا عَلَى طَعَامِكُمْ وَاذْكُرُوْا اسْمَ اللهِ يُبَارِكُ لَكُمْ فِيْهِ"
"Berjama'ahlah dalam makanan kalian, niscaya kalian akan diberikan berkah di dalamnya". (HR. Ibnu Majah: 3286)

B.     Adab Ketika Makan Dan Minum.

1)      Mengucapkan Basmalah (بِسْمِ اللهِ).
Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ بِسْمَ اللهِ تَعَالَى فَإِنْ نَسِيَ فِيْ أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللهِ فِيْ أَوَّلِهِ وَآخِرِهِ
"Apabila salah seorang dari kalian makan, maka ucapkanlah {بِسْمِ اللهِ} dan jika lupa pada waktu awalnya, maka ucapkanlah { بِسْمِ اللهِ فِيْ أِوَّلِهِ وَآخِرِهِ}. (HR. Tirmidzi: 1865)

2)      Menggunakan tangan kanan dan makan makanan yang lebih dekat dengan dirinya lebih dahulu.

Umar bin Abi Salamah rodhiallohu anhu berkata:
"كُنْتُ غُلَامًا فِيْ حِجْرِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَتْ يَدِي تَطِيْشُ فِيْ الصَّحْفَةِ فَقَالَ لِيْ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :يَا غُلَامُ سَمِّ اللهَ تَعَالَى وَكُلْ بِيَمِيْنِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيْكَ"
"Dahulu, aku menjadi pembantu di rumah Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam. Dengannya aku pernah merambah piring makanan, lalu Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam bersabda kepadaku: "Hai nak! Ucapkan Basmalah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah apa yang dekat denganmu". (HR. Bukhori: 5376 dan Muslim: 2022)

3)  Hendaklah sisa-sisa makanan yang ada dipiring atau ditangan dibersihkan dengan mulutnya agar tidak tersisa sedikitpun hal yang mengandung barokah. Dan hendaklah makanan-makanan yang jatuh ke tanah, dibersihkan lalu dimakan dengan baik.
Anas bin Malik rodhiallohu anhu berkata:
"إِذَا أَكَلَ طَعَامًا لَعِقَ أَصَابِعَهُ الثَّلَاثَ ،وَقَالَ: إِذَا سَقَطَتْ لُقْمَةُ أَحَدِكُمْ فَلْيَأْخُذْهَا وَلْيُمِطْ عَنْهَا الأَذَى وَلْيَأْكُلْهَا وَلَا يَدَعْهَا لِلشَّيْطَانِ. وَأَمَرَنَا أَنْ نَسْلُتَ القَصْعَةَ .وَقَالَ: إِنَّكُمْ لَا تَدْرُوْنَ فِيْ أَيْ طَعَامِكُمْ البَرَكَةُ"
"Sesungguhnya Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam apabila makan, beliau menjilat tiga jarinya (yang digunakan untuk makan). Beliau bersabda: "Apabila makanan kalian jatuh, ambillah dan cucilah kotorannya, lalu makanlah. Dan jangan biarkan bagian untuk syaithon. Beliau memerintahkan kami untuk membersihkan piring makanan. Beliau bersabda: "Sesungguhnya kalian tidak tahu, makanan kalian yang mana berbarokah". (HR. Muslim: 2034)

4)   Disunnahkan untuk berjama'ah ketika makan.
Sesungguhnya orang-orang berkata: "Ya Rosulalloh, kami makan tetapi tidak kenyang". Rosululloh bertanya: "mungkin kalian saling sendiri-sendiri?". Mereka menjawab: "Ya". Rosululloh bersabda:
"فَاجْتَمِعُوْا عَلَى طَعَامِكُمْ وَاذْكُرُوْا اسْمَ اللهِ يُبَارِكُ لَكُمْ فِيْهِ"
"Berkumpullah kalian ketika makan, dan sebutlah nama Alloh subhanahu wa ta'ala niscaya kalian diberi berkah". Dilarang mencela makanan, jika tidak suka ditinggalkan. (HR. Abu Daud: 3764)
Abu Huroiroh rodhiallohu anhu berkata:
"مَا عَابَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعَامًا قَطُّ إِنْ اشْتَهَاهُ أَكَلَهُ وَإِنْ كَرَهَهُ تَرَكَهُ"
"Rosululloh tidak pernah mencela makanan sedikitpun. Jika ia suka, ia memakannya dan jika benci, ia tinggalkan". (HR. Bukhori:Fath Bari 9/547 Muslim: 2064)

5)   Dilarang minum sambil berdiri, bernafas / meniupa minuman dan menum langsung dari botol.
Ibnu Abbas rodhiallohu anhuma  berkata:
"أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى أَنْ يَتَنَفَّسَ فِيْ الإِنَاءِ"
"Sesungguhnya Nabi sholallohu alaihi wa sallam melarang bernafas pada bejana". (HR. Bukhori: 1/221 dan Muslim: 261)
Abu Sa'id Al-Khudri rodhiallohu anhu berkata:
"نَهَى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ اخْتِنَاثِ الأَسْقِيَةِ"
"Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam melarang minum dari ujung botol/ teko". (HR. Bukhori: 10/78 dan Muslim: 2023)


C.     Adab Selesai Makan Dan Minum.

1)      Apabila selesai makan, mengucapkan Hamdalah, diantaranya:
"الحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَطْعَمَنِيْ هَذَا وَرَزَقَنِيْهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّيْ وَلَا قُوَّةٍ"
Abu Umamah rodhiallohu anhu berkata:
"أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا رَفَعَ مَائِدَتَهُ قَالَ :الحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ غَيْرَ مَكْفِيِّ وَلَا مُوَدَّعٍ وَلَا مُسْتَغْنَي عَنْهُ رَبِّنَا"
"Sesungguhnya Nabi sholallohu alaihi wa sallam apabila menyelesaikan makannya, beliau berdo'a: "Segala puji bagi Alloh yang banyak, baik dan penuh. Pujian yang tidak mencukupi, yang tidak dititipkan dan tidak dibutuhkan oleh Robb kami". (HR. Bukhori: 5458 dan Muslim: 3452)

2)      Tida terlalu kenyang dalam makan dan minum
Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam bersabda:
"الكَافِرُ يَأْكُلُ فِيْ سَبْعَةِ أَمْعَاءٍ وَ المُؤْمِنُ فِيْ مِعَى وَاحِدٍ"
"Orang kafir makan dalam tujuh usus, sedangkan orang mukmin makan dalam satu usus". (HR. Muslim: 2060)
"المُؤْمِنُ يَشْرَبُ فِيْ مِعَى وَاحِدٍ وَالكَافِرُ يَشْرَبُ فِيْ سَبْعَةِ أَمْعَاءٍ"
"orang mukmin minum dalam satu usus, sedangkan orang kafir minum dalam tujuh usus". (HR. Muslim: 2063)

Sabtu, 30 Oktober 2010

AKHWAT SEJATI ! :)

Seorang gadis kecil bertanya pada ayahnya, “Abi ceritakan padaku tentang akhwat sejati?”

Sang ayah pun menoleh sambil kemudian tersenyum.
Anakku…


Seorang akhwat sejati bukanlah dilihat dari kecantikan paras wajahnya, tetapi dilihat dari kecantikan hati yang ada di baliknya.

Akhwat sejati bukan dilihat dari bentuk tubuhnya yang mempesona, tetapi dilihat dari sejauh mana ia menutupi bentuk tubuhnya.

Akhwat sejati bukan dilihat dari begitu banyaknya kebaikan yang ia berikan tetapi dari, keikhlasan ia memberikan kebaikan itu.

Akhwat sejati bukan dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya, tetapi dilihat dari apa yang sering mulutnya bicarakan.

Akhwat sejati bukan dilihat dari keahliannya berbahasa, tetapi dilihat dari bagaimana caranya ia berbicara.

Sang ayah diam sejenak sembari melihat ke arah putrinya.“Lantas apa lagi Abi?” sahut putrinya.

Ketahuilah putriku…
Akhwat sejati bukan dilihat dari keberaniannya dalam berpakaian tetapi dilihat dari sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya.

Akhwat sejati bukan dilihat dari kekhawatirannya digoda orang di jalan, tetapi dilihat dari kekhawatiran dirinyalah yang mengundang orang jadi tergoda.

Akhwat sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yang ia jalani, tetapi dilihat dari sejauhmana ia menghadapi ujian itu dengan penuh rasa syukur.

Dan ingatlah…
Akhwat sejati bukan dilihat dari sifat supelnya dalam bergaul, tetapi dilihat dari sejauh mana ia bisa menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul.

Setelah itu sang anak kembali bertanya,

“Siapakah yang dapat menjadi kriteria seperti itu, Abi?” Sang ayah memberikannya sebuah buku dan berkata, “Pelajarilah mereka!”

Sang anakpun mengambil buku itu dan terlihatlah sebuah tulisan “Istri Rasulullah”. (Muslimah Sholihah)

PENGAKUAN DAN JAWABAN !

Pengakuan & pesan para ikhwan untuk para akhwat :

1. kami sulit menahan pandangan mata ketika sedang melihat kalian para akhwat, apalagi jika kalian diamanahkan Allah kecantikan dan postur tubuh yang ideal, kami semakin susah untuk menolak agar tidak melihat kalian, karena itu lebarkanlah pakaian kalian, dan tutupilah rambut hingga ke dada kalian dengan kerudung yang membentang.

2. Kami juga sulit menahan pendengaran kami ketika berbicara dengan kalian para akhwat, apalagi jika kalian diamanahkan Allah suara yang merdu dengan irama yang mendayu, karena itu tegaskanlah suara kalian, dan berbicaralah seperlunya kepada kami.

3. Kami juga sulit menahan bayangan-bayangan hati akan kalian para akhwat, ketika kami merasa kalian dapat menjadi tempat untuk mencurahkan isi hati kami, waktu luang kami akan sering terisi oleh bayangan-bayangan kalian, karena itu janganlah kalian membiarkan kami menjadi curahan hati bagi kalian.

4. Kami juga inginnya terus dekat dengan kalian para akhwat, tapi maaf bukan karena apa-apa tapi lebih karena dorongan yang itu, kata dokter sih ini ada hubungannya dengan libido kami, makanya kami akan selalu mencari cara agar bisa untuk terus dekat dengan kalian, apakah itu lewat Telepon, sms, chatting, bertemu muka, apalagi kalo kalian mau jadi pacar kami, minimal kami bisa pegangan tangan dengan kalian, karena itu pertama nasihatilah kami akan azab Allah dan setelahnya jangan pernah memberi dan membalas bentuk perhatian kami.

**************************************

Pengakuan & pesan para akhwat untuk para ikhwan:

1. Kami itu senang jika diperhatikan, apalagi jika kalian adalah ikhwan yang dewasa, atau ikhwan yang alim, atau ikhwan yang cool, padahal kami belum mampu berhijab secara baik, karena itu tundukkanlah pandangan kalian dengan makna yang sebenarnya, dan janganlah kalian ikuti pandangan pertama dengan pandangan berikutnya.

2. Kami juga senang mendengar kalian berbicara dengan dan tentang kami, rasanya jadi gimana gitu, karena itu cukupkanlah pembicaraan kalian jika kalian mulai memberi pujian kepada kami meskipun itu hanya sebuah pujian kecil.

3. Kami juga sulit menahan bayangan-bayangan hati akan kalian para ikhwan, ketika kami merasa para kalian dapat menjadi tempat untuk mencurahkan isi hati kami, waktu luang kami akan sering terisi oleh bayang-bayang kalian, karena itu janganlah kalian membiarkan kami mencurahkan isi hati kami kepada kalian.

4. Kami juga inginnya terus dekat dengan kalian para ikhwan, tapi maaf..bukan karena apa-apa tapi lebih karena perhatian yang kalian berikan kepada kami, meskipun sesungguhnya kami sangat malu akan hal ini, terkadang kami pun terlepas kata dan laku, yang malah menjadikan kami dan kalian semakin tak mengenal batas, karena itu pertama nasihatilah kami akan azab Allah dan setelahnya jangan pernah memberi dan membalas bentuk perhatian kami


**************************************************
SEBUAH PESAN :
"Wahai akhwat, jika datang kepadamu laki-laki baik-baik yang melamarmu, maka bisa jadi dialah pangeranmu.
"Wahai ikhwan, jika gadis pujaanmu telah dilamar orang, maka lupakanlah. Karena bisa jadi dia bukan permaisurimu."

Dan yakinlah... kalau memang aku bukan tulang rusukmu,, maka apa yang kau rencanakan itu tak akan pernah terjadi......

"Dan jika aku ini tulang rusukmu, maka tanpa kau minta aku untuk tidak ta’aruf dengan orang lain pun, aku akan tetap jadi pendampingmu.."

Karena Yakinlah,, tulang rusuk tidak akan tertukar..

Minggu, 22 Agustus 2010

:)

saudariku, aku senang di perhatikan seperti ini..
jujur aku senang sekali.
aku senang dengan semua kasih sayang yg kalian berikan.
aku senang ketika aku lelah aku bersandar di bahu kalian,,
aku senang ketika aku sedih hanya tubuh kalian lah yg sudi memelukku.
aku senang ketika aku bahagia kalian turut bahagia..
aku senang ketika aku bercerita kalian mendengarkan dengan seksama.
aku senang ketika aku berbuat salah kalian membalas dengan senyuman.
aku senang ketika aku meledek kalian , kalian malah menggelitik pinggangku

semua terasa indah ketika kita membuat halaqoh,
aku pasti meneteskan air mata jikalau ada satu org dari kalian terluka karena ulhaku.

terimakasih buat mba' tri yg tadi nyiramin muntah aku :)
mba' udah sabar banget ngadepin mba' ndra :)

dan andaikan ada satu org saja yg melukai saudari2 yg kucintai ini,
terutama mba tri , mba tan, abang upin dan adek ipin..
percayalah, aku tidak akan tinggal diam ! :D
aku hanya ingin melihat org2 yg buat aku bahagia juga bahagia :)

Rabu, 18 Agustus 2010

rain :)

aku menunggu datangnya pelangi setelah hujan ini..

sungguh indah alam semesta-Mu ya. Rabb :)

;)

just giving once, :)

lagu ini aku dengar lagi pas lagi di musholla pagi pagi pas balek dari pesantren Ramadhan,
tepatnya hari senin..

syukron kashiran yg tlah memutar lagu ini ;)

Just Giving Once - SNADA

Just giving once
but you telling every one you meet
Just giving once
you are always talking about it
Just giving once
act as doing good thing is your habit
Just giving once
Every body has known what you did 2X

When you giving with your right hand
Don?t let even your left hand
Know the good thing that you did 2X

When giving something, don?t tell anyone
When giving something, keep that with you
When giving something, just you and Allah
Who know the good thing that you did

n_n Indah !! :D

Rabu, 28 Juli 2010

ketika cinta bertasbih,,

bisikan doaku dalam butiran tasbih,
ku panjatkan pintaku padamu Maha Cinta ,
sudah di ubun ubun ,
cinta mengusik rasa ,
tak bisa ku paksa walau hatiku menjerit.

ketika cinta bertasbih ,
nadiku berdenyut merdu,
kembang kempis dadaku merangkai butir cinta.
garis tangan tergambar tak bisa aku menentang,
sujud syukur padamu atas segala cinta.

Senin, 05 Juli 2010

itulah persahabatan :)

ya sampai kapanpun juga ,
kenangan indah masa lalu itu ga bisa buat di  lupain.

7 tahun di palangkaraya ?

bukan waktu yg sebentar buat mengukir sejarah di sana,,
mungkin kalau aku bercerita tentang kota sederhana aku dulu.

banyak yg bilang ,
" ah gak seru , gak ada mall. gak ada tempat wisata "

iya memang bener gak ada mall , gak ada tempat wisata..

tapi bukan itu yg aku cari,,
aku mencari teman yg sejati .

just it , hanya itu !

keramahan anak2 kecil di sana yg aku senangi ,
sering keluar malem ,
ke pasar malam ,
masuk rumah hantu bareng ,
sedih bareng , ketawa bareng , jogging bareng ..

memang di sana gak ada yg seumuran denganku ,
tepatnya tetangga2ku ..
mereka ada yg  kelas 5 sd , 4 sd..
tapi di situlah aku senang ,

aku lihat foto2 teman2ku yg masih di palangkaraya ,,
aku ngelihat foto jembatan kahayan .

mungkin lebih kecil , lebih jelek di banding jembatan ampera !

tapi bukan itu yg ku lihat ,
aku ingat ketika aku sama tetangga2ku sekaligus sahabat2ku,
adam , brata , alda , devia , anggi .. :)

kami makan di bawah jembatan kahayan.nya ,
bermain air kotor itu ..

itulah persahabatan ,
indah bukan hanya terukir di temapt mewah.
bukan harus berteman dengan mereka konglomerat .
tapi berteman dengan mereka yg seiman dan mampu membuatmu tertawa :D

Kamis, 01 Juli 2010

Jika belum siap melangkah , cukup cintai Dia dalam diam :)

Jika belum siap melangkah, cukup cintai Dia dalam diam

Bila belum siap melangkah lebih jauh dengan seseorang, cukup cintai ia dalam diam ...
karena diammu adalah salah satu bukti cintamu padanya ...
kau ingin memuliakan dia, dengan tidak mengajaknya menjalin hubungan yang terlarang, kau tak mau merusak kesucian dan penjagaan hatinya..
Karena diammu memuliakan kesucian diri dan hatimu.. menghindarkan dirimu dari hal-hal yang akan merusak izzah dan iffahmu ..
Karena diammu bukti kesetiaanmu padanya ..
Karena mungkin saja orang yang kau cinta adalah juga orang yang telah ALLOH SWT. Pilihkan untukmu ...
Ingatkah kalian tentang kisah Fatimah dan ALi ???
Yang keduanya saling memendam apa yang mereka rasakan ...
Tapi pada akhirnya mereka dipertemukan dalam ikatan suci nan indah..
Karena dalam diammu tersimpan kekuatan ... kekuatan harapan ...
Hingga mungkin saja Alloh akan membuat harapan itu menjadi nyata hingga cintamu yang diam itu dapat berbicara dalam kehidupan nyata ...
bukankah Alloh tak akan pernah memutuskan harapan hamba yang berharap pada-Nya..
Dan jika memang 'cinta dalam diammu' itu tak memiliki kesempatan untuk berbicara di dunia nyata,
biarkan ia tetap diam ...
Jika dia memang bukan milikmu, toh Allah, melalui waktu akan menghapus 'cinta dalam diammu' itu dengan memberi rasa yang lebih indah dan orang yang tepat ...
Biarkan 'cinta dalam diammu' itu menjadi memori tersendiri dan sudut hatimu menjadi rahasia antara kau dengan Sang Pemilik hatimu ...

Senin, 28 Juni 2010

adik kecilku :)

tiba tiba aku teringat tentang adikku yg kecil dan 'baik' itu ,, :)
dia sedang sakit saat ini ,, :(

aku menulis di atas kertas putih , bukan sbuah puisi , melainkan sebuah pengakuan ..


Adik Kecilku :)

ku tatap wajah polosnya saat tidur,
sangat berbeda memang dengan ekspresi wajahnya ketika memarahiku.
kelelahan dirinya saat itu turut meresap ke dalam kalbuku.
aku merasakannya..
desah nafas lelahnya karena seharian berkelahi denganku,,
aku pegang lengan penuh lukanya karena terkena cakaranku ,
aku pegang lukanya ,,
panjang sekali ..
cakaran kuku nakalku hingga merobek kulitnya .
aku tak tahan melihat lukanya ..
aku menangis,
ya aku menangis sambil aku obati luka di sekujur tubuhnya karena ulahku.
tak lagi aku perdulikan luka yg di buat olehnya di badanku.
mungkin sebanyak yg dia dapat ,
tapi ku biarkan.
aku kasihan terhadap adik kecilku ,,

ketika dia terbangun,
dia melihat lukanya sudah diberi obat .
dia bertanya : mama yg udah obatin adam ya ?
aku menjawab : iya semalem mami yg ngobatin .
dia : katek yg nanya kau e !

bentakan itu menggertak hatiku ,
biarkan saja dia tahu bahwa ibu lah yg mengobatinya.

semenjak saat itu ,,
terakhir kalinya aku ajak dia berkelahi .
tepatnya saat aku duduk di bangku 3 smp dan dia 6 sd.

saat ini dia kelas 1 smp ,
tepatnya naik ke kelas 2 smp.
sampai sekarang pun ,
aku tak tau bagaimana cara memberitahu ke dia , bahwa sebenarnya " aku sayang dia " ,
jika aku bicara langsung ,
aku takut jika wibawaku sebagai seorang MBAK akan jatuh dan dia tidak menghargai aku lagi..

walaupun dia itu nakal ,
tapi entah aku tetap menerimanya ..
aku masih ingin tertawa bersamanya ,
bagiku adik kecilku  ini adalah sebuah anugerah yg membingungkan .. :)

teringat saat dia masih SD kelas 3 ,                                                          
dan aku kelas 6 SD ..
banyak sekali anak2 yg sering gangguin dia ..
aku yg saat itu menjadi KAKAK KELAS ,
jelas dong ,
aku tak rela kalau ada yg melukai adik kecilku,,
apalagi sampai membuatnya menangis..
bukan sekali dua kali aku memberi 'pelajaran' berupa teguran sama anak anak yg sering buat adikku menangis,,
dan menghibur adik kecilku dengan lelucon yg aku dan teman teman aku buat ..
kakak kelas pun tak ada yg berani menyakiti adikku ,
karena saat itu mereka tau bahwa ADAM ADALAH ADIKNYA CHANDRA :)

dan kini ia sedang sakit ,,
aku berharap dia cepat sembuh dan mampu buat aku kesal dengan segala tindakannya :)

Nota Cinta :)

"Hari ni, saya menang pertandingan pidato di sekolah. Esok, saya ada lagi pertandingan bahas. Lusa pula, ada persidangan di UIA. Awak jaga diri sementara saya takde ye? Bukan saya tak nak mesej, tapi saya sibuk. Jangan tinggal solat."

Hafiz membaca mesej itu dengan perasaan berbunga. Wardah, gadis yang memang disayanginya dari dulu lagi. Wardah, bagi Hafiz memang sesuai dengan namanya. Wardah memang sekuntum mawar nan indah. Harum mewangi. Sukar didekati dan indah di hati.

 
Namun Hafiz tidak pernah bertemu Wardah. Sekadar mendengar suaranya yang lunak dan bisa menggugat hati. Bukan dia tidak berkeinginan untuk bertemu, namun tempat tinggal mereka sangat jauh. Mereka berkenalan melalui seorang kawan pada dua tahun lepas.

 
Wardah tersenyum. Selama 2 tahun perkenalan mereka, Hafiz menjadi permata hatinya. Wardah memang seorang wanita solehah. Namun perkenalannya dengan Hafiz menjadi titik tolak perubahannya. Dia lupa makna zina hati yang dia laungkan pada tazkirah di sekolah. Dia lupa pesan ustazah agar jangan bercinta pada usia muda, tambahan lagi untuknya yang masih bersekolah. Apatah lagi dia akan menduduki peperiksaan besar SPM pada tahun itu.
 
“Wa, aku tengok kau dah lain. Kau dah pandai layan lelaki kan? Aku tahu kau sukakan Hafiz tapi ingatlah Wa, cinta sejati hanya pada Allah,”  Ujar Fiza, sahabat Wardah pada suatu hari.
 
“Fiza, aku kan masih solat? Lagipun kami berpesan-pesan ke arah kebaikan. Seperti yang dianjurkan Islam,”  Balas Wardah,  agak teruji.
 
“Aku rasa kau dah salah konsep, Wa. Dah habis ke perempuan kat sekolah ni? Ramai lagi aku tengok yang tudung ‘pakai buka’, berkepit dengan jantan sana sini, kau tak nak berpesan-pesan ke arah kebaikan untuk tu ke Wa? La taqrabuzzina, janganlah kau mendekati zina.  Wa!”
 
“Aku harap kau janganlah masuk campur. Soal zina, tak perlu kau ingatkan aku. Aku dah cukup faham maksud itu. Kami tak pernah bertemu. Macam mana kami berzina?”
 
“Kau dulu pernah beri tazkirah soal zina hati. Takkan lupa? Bila hati saling mengingati, aku tengok kau dah lalai! Lagipun, Allah larang kita mendekati zina, bukan melakukan zina. Kau belum terlewat untuk bertaubat. Lupakanlah Wa, apa tak cukupkah Allah sebagai kekasih kau? Dia yang menemani kau siang malam, Yang Maha Mendengar setiap luahan hati?”
Wardah terdiam. Namun baginya ungkapan Fiza hanya mencurah air ke daun keladi. Dia ingin Hafiz menjadi miliknya 

Hafiz menikmati makan malamnya dengan lahap. Hari ini kepenatan menjeratnya kerana terlalu sibuk dengan tugas kepimpinan di sekolahnya. Namun, Hafiz bersyukur diberi peluang sebegitu. Dia tidak mengeluh dengan tugasan seperti itu. Baginya, segala-galanya adalah tanggungjawab yang diamanahkan. Dan tugasnya adalah sebagai pelaksana.  


Mungkin hari-hari Hafiz tidak seindah ini jika Wardah tidak menemani hidupnya. Walaupun Hafiz menyedari hakikat bahawa mereka menghampiri zina, Hafiz sentiasa terpukau dengan janji manis Wardah bahawa mereka hanya berkawan. Namun perasaannya sukar ditepis sama sekali. Dia manusia biasa yang tidak mampu menafikan perasaan cinta yang mula bertunas dalam hati.
Telefon hafiz berdering.
Pantas Hafiz menggapai telefon bimbit di meja. Panggilan dari Wardah
 
“Hafiz?”
 
“Ya, saya,”
 
“Awak sayang saya?”
 
“Emm, kenapa awak tanya?”
 
“Saya tanya sebab nak awak jawab,”
 
“Wardah, awak perempuan terbaik yang saya kenal. Tak mungkin tiada perasaan cinta saya terhadap awak,”
 
“Awak cintakan saya?”
 
“Ya, saya cintakan awak,”
 
Dan malam itu menjadi saksi antara dua jiwa itu. Sesungguhnya begitulah syaitan merasuki kita, secara terang-terangan ia bukanlah cinta yang hina, namun menjebakkan dua insan itu ke alam yang melalaikan.

 
“Aku nampak semalam kau keluar dengan Ina?” soal Hafiz curiga. Perbuatan sahabatnya, Aiman, menggugat ketenangan dan kewibawaannya sebagai seorang sahabat karib.
 
“Jadi?” Aiman seolah-olah mencabar Hafiz.
 
“Aku tak suka. Perkara tu Allah larang,”
 
“Hafiz, Hafiz! Mentahnya pemikiran kau. Macam mana pula soal hubungan kau dengan Wardah? Kau ingat aku tak tahu? Habis, yang kau bercinta dengan dia tu? Ada Allah suruh?”
 
“Aiman, kami bercinta cara Islam. Sekurang-kurangnya lebih baik daripada engkau!”
 
“Ahh, bercinta secara Islam. Kenapa ramai yang kabur dengan persoalan itu? Bukankah itu tipu daya syaitan. Walaupun aku dengan Ina, aku dan dia tidak hipokrit macam kau! Ketua pengawas apa kau ni? Sebelum kau kata baju orang lain kotor, tengok baju sendiri, itu nasihat aku!” kata Aiman berang sambil berlalu pergi.
Hafiz tertunduk di situ, di sebuah taman berhampiran rumahnya. Dia menundukkan kepalanya. Perlahan-lahan, dia berjalan pulang. Dalam perjalanannya, dia bermuhasabah. Ya Allah, dosakah aku? Aku marah apabila sahabatku menghampiri zina namun aku juga begitu! Aku ke surau namun aku juga menghampiri lembah syaitan. Manusia apakah aku?
 
Malam itu Hafiz bertahajud. Bermunasabah dan merenungi segala dosa-dosanya. Bagaimana suara Wardah yang mencairkan hatinya, dan bagaimana dia asyik melayari alam percintaan dengan Wardah. Dia senang begitu, bermunajat sendirian dan mengadu pada Allah. Biasanya pada malam-malam begitu masanya dihabiskan dengan menelefon Wardah hingga lewat pagi. Namun malam itu dia selesa menutup telefonnya dan menyerah pada Allah. Malam itu juga dia harus membuat keputusan.

 
“Eeesh! Mana Hafiz ni! Biasanya dia telefon aku, ni, mesej pun takde! Telefon pulak off! Dia ada perempuan lain ke?” rungut wardah sendirian. Hatinya gelisah. Walaupun jam menunjukkan pukul empat pagi, namun dia setia menunggu Hafiz. Dia mahu tunjukkan pada Hafiz bahawa dia gadis yang sabar, mungkin, Hafiz mempunyai urusan yang perlu diselesaikan.
 
Tiba-tiba telefonnya berbunyi. Dia menerima mesej daripada Hafiz.
 
“Wa, jangan tipu saya lagi! Cukup sampai di sini hubungan kita!”
 
Wardah terkesima. Dia buntu, apa yang Hafiz maksudkan? Perlahan-lahan, dia membalas mesej itu.
 
“Apa maksud awak? Awak tak sayang saya?”
 
“Sudahlah Wa. Pergilah dari hidup saya. Saya tak perlukan perempuan macam awak lagi!”
 
Wardah mula menitiskan air mata apabila mesejnya tidak dibalas. Dia beberapa kali menelefon Hafiz tetapi tidak berjawab. Kali ini dia pasti, Hafiz akan meninggalkannya tanpa sebab!
 
3 bulan berlalu dengan perit. Wardah sedaya upaya melupakan Hafiz. Setiap hari Wardah memeriksa peti emelnya sejak Hafiz memadam telefonnya. Hafiz pasti akan meninggalkan sesuatu! Hafiz bukan sejahat lelaki lain. Wardah tahu itu semua.
 
Hinggalah pada suatu hari, Wardah memperoleh berita yang dinanti-nantikan. Terketar-ketar jarinya tatkala membuka emel yang bertajuk ‘Nota Cinta’ itu…


 
Subject:
 
Nota Cinta
 
From:
“Hafiz Haikal”
 
To:
wardah@yahoo.com

Assalamualaikum...

Kehadapan Wardah, mawar yang dirahmati Allah

Mungkin semasa awak membuka emel ini perasan awak sangat jelik, benci, kecewa dan banyak lagi terhadap saya.Saya faham itu semua, tapi apa saya harus buat, ini saya lakukan semua untuk mencari redha Allah.  Saya pun tak tahu nak mula dari mana, tapi saya harap awak faham apa yang saya tulis.

Sebenarnya mesej yang saya hantar pada pagi itu memang dirancang.  Mesej itu sengaja saya reka untuk saya jauhkan perasaan cinta saya kepada awak.  Mungkin awak terkejut dengan sikap saya, tapi ada makna di sebalik semua tu.

Sebab utama saya hantar mesej macam tu sebab nak biar awak benci kat saya dan menjauhkan diri dari saya. Kenapa saya nak jauhkan diri dari awk?..  Selama kita menzahirkn rasa cinta dan sayang semenjak tu la hati saya rasa lain.  Untuk pengetahuan awak bila saya lafaz sayang dan cinta kepada awak dan awak pula membalasnya saya terasa jiwa saya jauh dari Allah, nafsu syahwat saya naik, rasa ke arah maksiat tu ada walaupun kita tak pernah bersua.  Agak remeh kan kalau orang lain baca, tapi untuk saya yang mempunyai iman yg rendah macam2 boleh jadi kat saya. Mungkin awak sebagai wanita tak rasa keadaan begitu tapi saya seorang lelaki memang menyebabkan saya lemah.  Saya takut akan Allah, kekadang saya nasihatkan kawan saya jangan buat benda 2 tapi saya buat jugak.  Orang pandang saya selalu pakai songkok kat sekolah macam alim, pergi masjid tapi buat benda tu, tak ke saya ni munafik?

Saya sedar apa yang saya buat mendukacitakan hati awk.  Hati mana yang boleh terima difitnah begitu. Tapi bila saya buat begitu saya juga rasa berdosa sebab memfitnah wanita yang solehah. tapi apa kan daya desakan hati.

Awak memang wanita hebat,  setiap kali awak menceritakan kejayaan awak memang saya cemburu. Kekadang saya fikir kenapa saya tak boleh jadi macam awak. Tapi saya tetap bersyukur dapat kawan dengan awak.  Serius saya katakan awak sahajalah kawan wanita yang paling rapat dengan saya, yang lain cuma kawan biasa, jarang saya berhubung dengan mereka.

Untuk terakhir sekali, perasaan cinta dalam diri saya terhadap awak memang tertanam dalam hati saya, sebab awak cinta pertama saya.  Saya tak pernah bercinta.  Masalah yang saya hadapi sekarang mcm saya katakan di atas tu la. Walaupun agak remeh tapi saya pandang serius terhadap benda ni.  Sebab Allah tak redhai sebuah hubungan selain daripada pernikahan.  Saya harap dengan penjelasan saya awak akan faham lebih-lebih lagi awak belajar dlm aliran agama.  Sekiranya kita ada jodoh tak kan ke mana.  Itu janji Allah.


Wassalam..
Ikhlas dari hamba yg mencari redha Allah:
HAFIZ HAIKAL


 

Malam itu Wardah bersujud, pada Allah dia serahkan diri…  Hari-hari dilaluinya dengan redha, tanpa rasa dendam sedikitpun terhadap Hafiz.  Nota cinta Hafiz telah mengubah hidupnya. Hinggalah Wardah memperoleh keputusan cemerlang dalam peperiksaannya dan Berjaya melanjutkan pelajaran dalam bidang perubatan di Universiti al-Azhar, Mesir.
 
Wardah merenung jauh ke Tasik Titiwangsa yang damai itu. Dilihatnya pasangan-pasangan muda berpegangan tangan tanpa segan-silu. Dia bermuhasabah dalam hati.  Andai satu ketika dulu dia hanyut dibuai cinta dengan Hafiz, pasti gelaran doktor pakar mustahil disandangnya.  Sejenak dia memikirkan kata-kata Umminya semalam…
 
“Wa, bila nak menikah?  Ummi teringin nak bermenantu,”
 
Soalan Ummi itu menggegar tangkai hati Wardah.  Kenangan yang cuba diluputkannya bertahun-tahun dahulu kembali mengusik. Jauh di sudut hati, Wardah masih mengharapkan Hafiz yang entah ke mana itu. Dengan menarik nafas panjang, Wardah menyahut,
 
“Sesiapa sahaja yang Ummi carikan, dialah jodoh Wardah,”
Wardah merenung cincin perkahwinan di jarinya. Cantik! Sekali pandang Wardah tahu, suaminya pasti dari kalangan orang berada.  Hatinya masih berdebar-debar.  Sejak akad nikah tadi, dia masih belum melihat wajah suaminya. Walaupun Hafiz berada dalam hatinya, dia redha. Biarlah, pilihan Ummi pasti yang terbaik buatnya. Wardah memejam mata rapat-rapat, ditahan air matanya dari menitis. Dia ingin menjadi bintang timur buat suaminya. Biarlah dia seorang…
 
“Wardah Alia binti Syukri, sesungguhnya cinta itu lebih indah melalui sebuah ikatan mulia bernama perkahwinan…”  Bisik suaminya, suara yang mendamaikan hatinya.
Wardah membuka matanya, dan menatap wajah penaung jiwanya kini… Hafiz Haikal…