Kamis, 14 Februari 2013

layaknya Utsman bin Affan :')

Siapa yang tidak kenal Utsman bin Affan ?
Lelaki lembut, pemalu, berbudi luhur, sahabat Nabi Muhammad saw, kaya raya, dan dermawan

Aku mengenal nya sedikit (mungkin hanya seujung kuku) dari cerita dosenku, hanya sedikit dan mampu membuat air mataku menganak sungai. Lelaki baik seperti dirinya, Allah wafatkan dirinya di tangan sekelompok orang karena fitnah yang keji menimpa dirinya. Ya, Utsman dituduh telah melakukan Nepotisme karena mengangkat seluruh keluarganya menjadi pejabat negara.
Bagaimana mungkin, lelaki yang telah Allah jamin surga untuknya, bisa-bisanya melakukan tindakan sepicik itu ?
Bagaimana mungkin, lelaki sholeh nan pemalu ini, bisa-bisanya melakukan tindakan yang memalukan seperti itu?

Tapi begitulah, ketika setan telah menjelma menjadi manusia, maka hal yang buruk pun mampu dibungkus sedemikian rapatnya hingga terlihat indah.

Dan kalian tau apa yang membuatku menangis saat itu?

Utsman yang saat itu dikepung oleh sekelompok orang yang berambisi membunuhnya, hendak dibantu Ali bin Abi Thalib beserta pasukan yang jumlahnya 5 kali lipat dari sekelompok orang yang mengepun Utsman.

Dengan suara meninggi, ia berkata :

"Yang mereka inginkan adalah aku. Hanya aku. Aku tidak mau karena aku mereka berkorban untukku. Nyawa mereka berharga. Jikapun aku kalian tolong saat ini, maka mereka (musuh) akan mencari dan mecoba membunuhku lagi. Dan aku tak mau terlalu banyak pertumpahan darah terjadi disini"

Lalu, Utsman bertemu Rasulullah di detik-detik ketika ia hendak wafat.
Rasulullah berkata : "Wahai Utsman, engkau ingin berbuka di surga atau di dunia?"
Utsman : "Di surga ya Rasul"

Utsman, lelaki yang membuat malaikat malu terhadapnya ini, Allah panggil dirinya berbuka di surga.

Berbuka di surga? :')
Belajar dari Utsman, layaknya Utsman, aku punya impian seperti ini. Kuharap kalian pun seperti itu.
Ayoo tancapkan azzam ini di hati kalian, berdo'a kepada Allah agar permintaan indah kalian ini di wujudkan.

Allahu Akbar !

Senin, 04 Februari 2013

Rindu.

Sebenarnya ada yang berkecamuk di dada ini, Entahlah.
Tiba-tiba hati ini merindui satu nama.
Rindu saat kita berkumpul.
Rindu saat kita pulang kehujanan.
Rindu saat ia susah payah membantuku mengedit sesuatu.
Rindu saat aku berkandang ke rumahnya dan melihat wajah polosnya yang masih tertidur.
Rindu saat kami skype.an hingga jam berdentang 12 kali.
Rindu saat ia memperlakukanku layaknya seorang kekasih.
Rindu saat melihat dirinya yang begitu ceria sedang bercerita.
Rindu saat melihat mulut manyun itu memohon kepadaku agar menemaninya membeli sop buah.
Dan rindu-rindu lainnya yang tak mudah dituang menjadi lautan kata.
2 tahun sudah kita bersama dan sudah terlalu banyak kenangan tertanam.
Lalu kini..
Tepat seminggu lalu, semua mendadak berubah.
Kebiasaan-kebiasaan kita sirna seketika.
Kita yang saat itu sedang makan bakso bersama dua teman kita yang lain dan aku duduk di depanmu, engkau tak ajak bicara.
Kita yang saat itu sedang mengambil motor bersama di tengah hujan lebat, engkau tinggalkan aku sendiri.
Sms darimu pun sangatlah pendek, singkat dan tanpa emotikon.
Padahal hal itulah yang selalu membuatku istemewa, diperlakukan layaknya kekasih olehmu.

Ku beranikan diri untuk bertanya, jawabanmu tetap sama.
Berkata bahwa aku tak berbuat salah, tapi aku merasa sikap engkau terhadapku yang berubah.
Ada yang lain yang kurasa.
Ya, HANYA AKU YANG MERASA.
Engkau tak merasa SAMA SEKALI bahwa sudah ada jarak membentang berkilo-kilo diantara kita.

Air mata ini sudah memenuhi rongga mata dan tinggal menunggu waktu agar ia keluar.

"Mungkin dia lagi strees mikirin uas, jadi bawaannya pengen marah"

tapi kudapati hanya diriku yang engkau perlakukan seperti ini.
Lalu...

"Mungkin engkau hanya berani dan puas jika melampiaskan kekesalan karena Uas itu padaku"

Ya sudah tidak apa-apa sayang. Kali ini aku akan coba memahami, sambil menyusun kembali puzzle persahabatan kita, berharap ia utuh kembali seperti sedia kala.

oh Tuhan, Rabbi wa Illahku, jaga kekokohan persahabatan kami. Engkau tau bahwa aku mencintainya hanya karena-Mu. Dan Engkaulah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.

dan pada akhirnya, air mata yang sudah seminggu tertahan ini membanjiri kerah baju depanku. Tepat setelah tulisan ini ku baca ulang, dan terbayanglah wajahmu memenuhi memor ingatanku. Maafkan aku yang cengeng ini :')