Jumat, 05 November 2010

Adab Bertamu dan Makan...

Berikut adalah beberapa adab bertamu yang diajarkan agama Islam yang mulia ini.
 1. Mengucapkan Salam
Ucapkanlah salam dengan suara yang sekiranya didengar tuan rumah, tidak terlalu pelan dan tidak pula terlalu keras. Dengan salam berarti sang tamu berdo'a semoga tuan rumah memperoleh keberkahan dan keselamatan. Demikianlah perintah Allah dalam Alquran. "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memasuki rumah yang bukan rumah kalian sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya." (QS.An-Nur ayat 27). Dalam riwayat Turmudzi dikisahkan bahwa  Kaldah bin Hanbal disuruh Shafwan bin Umaiyah  untuk mengantarkan susu dan makanan kepada  Rasulullah yang sedang berada di atas lembah Kaldah langsung menemui Rasulullah tanpa mengucapkan salam dan tidak minta izin. Rasulullah lalu menyuruhnya keluar kembali dan mengucapkan, Assalamualaikum, apakah aku boleh masuk ?"  Inilah ajaran Rasulullah yang seharusnya dilakukan setiap muslim.

2. Mengucapkan Salam Tiga Kali
Bila salam belum terdengar ulangi kembali hingga tiga kali. Tentunya, dengan rentang waktu yang tidak terlalu rapat. Imam Muslim meriwayatkan bahwa Abu Musa al-Asyari  menemui Umar bin Khathab, lalu ia berkata: "Assalaamu alaikum, ini Abdullah bin Qais. Namun, Umar tidak mengizinkannya masuk. Lalu Abu Musa al-Asyari mengucapkan salam kembali seraya mengatakan ini Abu Musa, lalu ia mengucapkan salam (ketiga kalinya) sambil mengatakan ini Al-Asyari kemudian ia pun pulang. Abu Musa berkata: "Jawablah salamku, jawablah salamku." Tak lama setelah itu, datanglah Umar bin Khathab: "Wahai Abu Musa, kami tidak menjawab salammu karena kami sedang sibuk." Abu Musa berkata: "Saya mendengar Rasulullah bersabda: "Minta idzin itu hanya tiga kali, bila diizinkan (silahkan masuk) dan bila tidak diizinkan pulanglah kembali." (HR Muslim).

3. Meminta Izin Masuk
Langsung masuk ke rumah orang lain tanpa izin bukanlah kebiasaan terpuji. Sebaliknya  kebiasaan yang terlarang dalam Islam. Meskipun  hal ini sering kita jumpai di masyarakat bukan berarti kebiasaan itu diperbolehkan sebab tidak  semua kebiasaan itu dibenarkan agama dan etika. Barangkali saat itu tuan rumah sedang beristirahat, atau tidak mau diganggu atau mungkin berpakaian yang tidak layak dilihat orang lain. Dengan minta  izin berarti sang tamu member! kesempatan tuan rumah berbenah diri lalu menyambutnya. "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memasuki rumah yang bukan rumah kalian  sebelum  meminta izin dan member! salam kepada penghuninya." (QS. M-Nur ayat 27)

4. Membelakangi Pintu
Janganlah berdiri menghadap ke dalam rumah melalui pintu yang terbuka atau mengintip dari balik jendela, ketika anda mengetuk pintu atau mengucapkan  salam.  Tapi,  berdirilah membelakangi pintu. Hal ini untuk lebih menjaga pandangan dari hal-hal yang tidak diinginkan. Saad berkata: "Seseorang  berdiri di depan pintu Rasulullah sambil menghadap ke dalam rumah, ia bermaksud minta izin. Kemudian Rasutullah berkata: ‘Seharusnya kamu begini atau begitu, sesungguhnya disunahkannya minta izin hanyalah untuk menjaga pandangan.’” (HR Abu Dawud.)

 5.   Bertamu Tidak Lebih dan Tiga Hari
Boleh saja seorang tamu menginap, namun sebaiknya tidak melebihi tiga hari. cukuplah kiranya tiga han untuk melayani sang tamu. Janganlah menunggu hingga diusir tuan rumah. Rasulullah bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memu­liakan tamunya.” Kewajiban menenima tamu selama tiga hari bila lebih dan itu maka ini adalah shadaqah.(HR Bukhari Muslim).

 6.   Kembali Pulang bila Tuan Rumah Tidak Mengizinkan Masuk
Tak jarang tenjadi tuan rumah tidak suka diganggu dan tidak mau menenima tamu. Karena itu, pilihlah waktu yang tepat untuk bertamu. Dan bila anda mengalami ha! mi, pulangtah dan jangan memaksakan din untuk menemuinya. Sebab sean­dainya bisa bertemu pun suasana nya tentu tidak kondusif dan mungkin serba canggung dan kaku. Allah berfirman: “Dan jika dikatakan kepadamu.‘Kembali (saja) lah. ‘Maka hendaklah k.amu kembali.” (QS. An-Nur ayat 28).”

 7.   Tidak Memandang Sekeliling Ruangan Penuh Selidik.
Bila telah diizinkan masuk, jagalah mata dan hal-hal yang tidak boleh dilihat. Jangan biarkan mengikuti nafsu penasaran yang serba ingan tahu dan menyelidiki sekitan. lnilah alasan mengapa disyariatkan minta izin. Rasulullah bersabda, Sesungguhnyo disyanatkan minta izin tidak lain untuk menjaga pandangan.” (HR Turmudzi)

 8.   Bersikap Tawadlu dalam Majlis Tuan Rumah
Hal ini, sudah menjadi hal biasa, bahwa siapa­pun yang menjadi tuan rumah tentu ia tidak ingin melihat tamunya berlaku tidak sopan. Misalnya dengan mencari-cari majalah untuk dibaca tanpa izin. Demikianlah adab-adab dalam bertamu Dengan memperhatkan adab-adab tersebut. sebuah kunjungan tidak saja sesuai syani’at Islam, tapi juga bisa menjadi ajang silaturahmi yang mudah-mudahan mendatangkan berkah.’
NB : Hendaknya Menyebut Nama Yang Jelas. Ketika tuan rumah menanyakan nama, tamu tidak boleh menjawab dengan jawaban “Saya (sebutkan nama)” atau jawaban yang tidak jelas. Karena tujuan tuan rumah bertanya adalah ingin tahu siapa tamu yang mengunjunginya dan untuk menentukan sikap apakah tamu tersebut boleh masuk atau tidak. 

TUAN RUMAH:

1. Jangan hanya mengundang orang-orang kaya untuk jamuan dengan mengabaikan/melupakan orang-orang fakir. Rasululloh SAW bersabda:“Seburuk-buruk makanan adalah makanan pengantinan (walimah), karena yang diundang hanya orang-orang kaya tanpa orang-orang faqir.” (Muttafaq’ alaih).

2. Undangan jamuan hendaknya tidak diniatkan berbangga-bangga dan berfoya-foya, akan tetapi niat untuk mengikuti sunnah Rasululloh SAW dan membahagiakan teman-teman sahabat, ataupun syukuran dalam rangka bersyukur atas nikmat yang telah diberikan ALLOH SWT.

3. Tidak memaksa-maksakan diri untuk mengundang tamu. Di dalam hadits Anas Radhiallaahu anhu ia menuturkan:“Pada suatu ketika kami ada di sisi Umar, maka ia berkata: “Kami dilarang memaksa diri” (membuat diri sendiri repot).” (HR. Al-Bukhari)

4.  Jangan anda membebani tamu untuk membantumu, karena hal ini bertentangan dengan kewibawaan.

5. Jangan menampakkan kejemuan/kebosanan terhadap tamu, tetapi tunjukkanlah kegembiraan dengan kahadiran tamu tersebut, diantaranya dengan cara bermuka manis dan berbicara ramah.

6. Hendaklah segera menghidangkan makanan untuk tamu, karena yang demikian itu berarti menghormatinya. ***jadi ingat pengalamanku, bertamu ke rumah seorang teman. Kami (ber-5) bertamu hingga 5jam untuk menjenguknya, namun tuan rumah tega membiarkan kami kelaparan, xixixi…sebenarnya bukan masalah makanannya, namun jika melihat adab ini, sudah ’sewajarnya’ jika tuan rumah memberi suguhan.***

7. Jangan tergesa-gesa untuk mengangkat makanan (hidangan) sebelum tamu selesai menikmati jamuan.- Disunnatkan mengantar tamu hingga di luar pintu rumah. Ini menunjukkan penerimaan tamu yang baik dan penuh perhatian.

A.    Adab Sebelum Makan Dan Minum.

1)      Makanan dan minuman harus halal dan baik.
Alloh subhanahu wa ta'ala berfirman:
"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah syaithon; Karena Sesungguhnya syaithon itu adalah musuh yang nyata bagi kalian". (QS. Al Baqarah [2]: 168)
"Alloh subhanahu wa ta'ala memberikan nikmat kepada mereka dengan memerintahkan mereka untuk makan seluruh apa yang ada dimuka bumi, berupa biji-bijian, buah-buahan, sayur-sayuran, dan hewan yang halal. Artinya dihalalkan memakannya, bukan dengan merampas, mencuri, sarana perdagangan yang diharamkan atau dengan cara yang di haramkan serta (yang baik) artinya bukan barang kotor, darah, daging, babi dan laim-lain". (Tafsir Taisir Karim Rohman: 63)

2)      Makan dan minum harus diniatkan untuk ta'at kepada Alloh subhanahu wa ta'ala.

3)      Mencuci kedua tangan agar bersih dan suci.

4)      Hendaklah makan secara bersama-sama atau berjama'ah.
Rouslulloh sholallohu alaihi wa sallam bersabda:
"فَاجْتَمِعُوْا عَلَى طَعَامِكُمْ وَاذْكُرُوْا اسْمَ اللهِ يُبَارِكُ لَكُمْ فِيْهِ"
"Berjama'ahlah dalam makanan kalian, niscaya kalian akan diberikan berkah di dalamnya". (HR. Ibnu Majah: 3286)

B.     Adab Ketika Makan Dan Minum.

1)      Mengucapkan Basmalah (بِسْمِ اللهِ).
Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ بِسْمَ اللهِ تَعَالَى فَإِنْ نَسِيَ فِيْ أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللهِ فِيْ أَوَّلِهِ وَآخِرِهِ
"Apabila salah seorang dari kalian makan, maka ucapkanlah {بِسْمِ اللهِ} dan jika lupa pada waktu awalnya, maka ucapkanlah { بِسْمِ اللهِ فِيْ أِوَّلِهِ وَآخِرِهِ}. (HR. Tirmidzi: 1865)

2)      Menggunakan tangan kanan dan makan makanan yang lebih dekat dengan dirinya lebih dahulu.

Umar bin Abi Salamah rodhiallohu anhu berkata:
"كُنْتُ غُلَامًا فِيْ حِجْرِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَتْ يَدِي تَطِيْشُ فِيْ الصَّحْفَةِ فَقَالَ لِيْ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :يَا غُلَامُ سَمِّ اللهَ تَعَالَى وَكُلْ بِيَمِيْنِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيْكَ"
"Dahulu, aku menjadi pembantu di rumah Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam. Dengannya aku pernah merambah piring makanan, lalu Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam bersabda kepadaku: "Hai nak! Ucapkan Basmalah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah apa yang dekat denganmu". (HR. Bukhori: 5376 dan Muslim: 2022)

3)  Hendaklah sisa-sisa makanan yang ada dipiring atau ditangan dibersihkan dengan mulutnya agar tidak tersisa sedikitpun hal yang mengandung barokah. Dan hendaklah makanan-makanan yang jatuh ke tanah, dibersihkan lalu dimakan dengan baik.
Anas bin Malik rodhiallohu anhu berkata:
"إِذَا أَكَلَ طَعَامًا لَعِقَ أَصَابِعَهُ الثَّلَاثَ ،وَقَالَ: إِذَا سَقَطَتْ لُقْمَةُ أَحَدِكُمْ فَلْيَأْخُذْهَا وَلْيُمِطْ عَنْهَا الأَذَى وَلْيَأْكُلْهَا وَلَا يَدَعْهَا لِلشَّيْطَانِ. وَأَمَرَنَا أَنْ نَسْلُتَ القَصْعَةَ .وَقَالَ: إِنَّكُمْ لَا تَدْرُوْنَ فِيْ أَيْ طَعَامِكُمْ البَرَكَةُ"
"Sesungguhnya Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam apabila makan, beliau menjilat tiga jarinya (yang digunakan untuk makan). Beliau bersabda: "Apabila makanan kalian jatuh, ambillah dan cucilah kotorannya, lalu makanlah. Dan jangan biarkan bagian untuk syaithon. Beliau memerintahkan kami untuk membersihkan piring makanan. Beliau bersabda: "Sesungguhnya kalian tidak tahu, makanan kalian yang mana berbarokah". (HR. Muslim: 2034)

4)   Disunnahkan untuk berjama'ah ketika makan.
Sesungguhnya orang-orang berkata: "Ya Rosulalloh, kami makan tetapi tidak kenyang". Rosululloh bertanya: "mungkin kalian saling sendiri-sendiri?". Mereka menjawab: "Ya". Rosululloh bersabda:
"فَاجْتَمِعُوْا عَلَى طَعَامِكُمْ وَاذْكُرُوْا اسْمَ اللهِ يُبَارِكُ لَكُمْ فِيْهِ"
"Berkumpullah kalian ketika makan, dan sebutlah nama Alloh subhanahu wa ta'ala niscaya kalian diberi berkah". Dilarang mencela makanan, jika tidak suka ditinggalkan. (HR. Abu Daud: 3764)
Abu Huroiroh rodhiallohu anhu berkata:
"مَا عَابَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعَامًا قَطُّ إِنْ اشْتَهَاهُ أَكَلَهُ وَإِنْ كَرَهَهُ تَرَكَهُ"
"Rosululloh tidak pernah mencela makanan sedikitpun. Jika ia suka, ia memakannya dan jika benci, ia tinggalkan". (HR. Bukhori:Fath Bari 9/547 Muslim: 2064)

5)   Dilarang minum sambil berdiri, bernafas / meniupa minuman dan menum langsung dari botol.
Ibnu Abbas rodhiallohu anhuma  berkata:
"أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى أَنْ يَتَنَفَّسَ فِيْ الإِنَاءِ"
"Sesungguhnya Nabi sholallohu alaihi wa sallam melarang bernafas pada bejana". (HR. Bukhori: 1/221 dan Muslim: 261)
Abu Sa'id Al-Khudri rodhiallohu anhu berkata:
"نَهَى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ اخْتِنَاثِ الأَسْقِيَةِ"
"Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam melarang minum dari ujung botol/ teko". (HR. Bukhori: 10/78 dan Muslim: 2023)


C.     Adab Selesai Makan Dan Minum.

1)      Apabila selesai makan, mengucapkan Hamdalah, diantaranya:
"الحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَطْعَمَنِيْ هَذَا وَرَزَقَنِيْهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّيْ وَلَا قُوَّةٍ"
Abu Umamah rodhiallohu anhu berkata:
"أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا رَفَعَ مَائِدَتَهُ قَالَ :الحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ غَيْرَ مَكْفِيِّ وَلَا مُوَدَّعٍ وَلَا مُسْتَغْنَي عَنْهُ رَبِّنَا"
"Sesungguhnya Nabi sholallohu alaihi wa sallam apabila menyelesaikan makannya, beliau berdo'a: "Segala puji bagi Alloh yang banyak, baik dan penuh. Pujian yang tidak mencukupi, yang tidak dititipkan dan tidak dibutuhkan oleh Robb kami". (HR. Bukhori: 5458 dan Muslim: 3452)

2)      Tida terlalu kenyang dalam makan dan minum
Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam bersabda:
"الكَافِرُ يَأْكُلُ فِيْ سَبْعَةِ أَمْعَاءٍ وَ المُؤْمِنُ فِيْ مِعَى وَاحِدٍ"
"Orang kafir makan dalam tujuh usus, sedangkan orang mukmin makan dalam satu usus". (HR. Muslim: 2060)
"المُؤْمِنُ يَشْرَبُ فِيْ مِعَى وَاحِدٍ وَالكَافِرُ يَشْرَبُ فِيْ سَبْعَةِ أَمْعَاءٍ"
"orang mukmin minum dalam satu usus, sedangkan orang kafir minum dalam tujuh usus". (HR. Muslim: 2063)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar